Seolla yang baru saja masuk kerumah So Eun segera memandangi So Eun yang kelihatannya bergegas turun menyambutnya.
"Yahk! Kenapa tidak kabari dulu kalau mau mampir." So Eun segera merapikan letak bantal disofa tempat ia dan Sehun duduk tadi pagi.
"Kau baik-baik saja?" Pertanyaan Seolla membuat So Eun terpaku sejenak sebelum menoleh dan tersenyum tipis kearah Seolla.
"Tentu saja, memangnya kenapa?" So Eun melangkah kedapur, meletakkan gelas kotor yang dipakai Sehun untuk minum tadi pagi kedalam wastafel.
"Kau sudah tahu Sehun mau menikah?"
"Hem." So Eun mengangguk. Ia mencoba menahan air matanya dengan cara memebelakangi Seolla. Dipakainya sarung tangan karet, berencana mencuci piring kotor yang tak seberapa itu.
"Kenapa kau seperti ini?"
"Ngomongin apa?" Ketus So Eun pura-pura tidak mengerti.
"Sehun menghubungiku tadi pagi." Seolla terbawa emosi, ia tak percaya kini So Eun bertingkah tegar disaat ia tidak setegar itu sama sekali. "Jangan bertingkah seperti ini! Kalau sakit bilang sakit, menangis saha kalau perlu!"
"Aku harus apa?!" So Eun berteriak kuat. Digenggamnya sisi wastafel didepannya sembari dengan cepat jatuh, berjongkok sembari menundukkan pandang memejamkan matanya. "Sekalipun aku menangis! Apa dia tidak akan menikah?! Sekalipun kutahan tangannya sembari memohon! Sama saja! Tak ada gunanya Seolla~ya..." So Eun melepas sarung tangan karet ditangannya kemudian menyeka pipinya cepat. "...dia akan tetap menikah."
"Kim So Eun! Berdiri!" Teriak Seolla yang dalam sekejap meneteskan mata mendengar teriakan So Eun. "Kubilang berdiri!" Suara Seolla mengisi ruangan, kedua tangannya mengepal, ia tidak tahu siapa yang harus ia benci disini. "Jika saja kau beritahu kalau kau masih menyukainya! Tujuh tahun! Tujuh tahun akan kuhabiskan untuk menyatukan kalian!" Seolla menangis sembari menyesali semua tingkah bodohnya yang tidak bisa membaca perasaan So Eun selama ini.
"Kenapa kau begini! Kenapa tak jujur padaku?! WAEEEE!!!"
"Aku akan ke Jepang, aku harus kesana."
"Ngapain? Hah?! Melukai diri sendiri?!"
"Aku tak ingin menyesalinya dikemudian hari... akan kucoba sekali lagi."
"Coba apa?! Menghentikan pernikahannya?!" Teriak Seolla tak berhenti menangis tersedu. "Kim So Eun! Berdiri! Ayo!" Seolla menghampiri So Eun dan menggenggam bahu So Eun untuk ia angkat berdiri. "Akan kubunuh Oh Sehun untukmu!"
"Aniya..." So Eun menggeleng pelan sembari tersenyum meski air matanya masih bergulir. "...akan kuselesaikan sendiri." So Eun melepas genggaman Seolla ditangannya dan melangkah menuju tangga.
"So Eun~na..."
"Seolla~ya... aku lelah. Bisa biarkan aku sendiri. Kumohon..." Ucapan itu cukup membuat Seolla bungkam. Ia hanya dapat memandangi punggung So Eun menjauh darinya.