JYRA▪PUNCAK KEMERIAHAN~

1.2K 42 17
                                    

Maafkan diri sendiri. Jangan menyesali kesalahan. Maaf itu mengobati hati dan mendamaikan diri.
-Moyizhh-

•●•

Sudah dua jam Siya berada di kursi yang dijadikan Vigo tempat tidurnya, ia tak tau harus bagaimana. Mana mungkin ia kembali kepada Aksa, akan membuatnya sangat malu apalagi ada Anrez dengan Nicolas. Sekarang Siya hanya bisa meratapi nasib nya.

"Kok gue emosian banget sih, BEGO BANGET!" Gerutu Siya sambil menepuk puncak kepalanya beberapa kali kepalanya.

Siya menghela nafasnya kasar, syukurnya disini tak ada orang yang bisa mendengar ucapan kebodohannya ini.

"Makanya bego itu jangan dipelihara, nyesel kan?" Suara itu tepat ada dibelakang Siya. Ia sangat mengenal dengan suara ini siapa lagi kalau bukan Aksa.

"Lo?" Siya benar-benar syok. Ia langsung memalingkan arahnya ke Aksa, disisi lain Aksa terkekeh.

"Lo sih bego banget, marah-marah sama gue. Nggak jelas" Aksa berjalan mendekati Siya dan duduk disamping nya.

"Lagian lo sih mancing emosi gue"

"Kok gue? Kan gue cuman nanya"

"Iya juga sih"

"Gue minta maaf" ucap Aksa seraya menatap lekat Siya.

"Ken-na-pa?" Melihat Aksa begitu menatapnya tiba-tiba jantung nya ingin lepas seketika.

"Udah bikin lo sendirian berjam-jam" Siya langsung mengalihkan pandangannya. Lama-lama dilihat Aksa bisa mati ditempat.

"Oh" jawab Siya dengan ketus.

"Lo nggak maafin. Bakalan gue cium" kata Aksa memasang wajah jahil, Siya terkejut bukan main.

"Iya bawel!"

"Lo liat gue napa? Gue pengen liat muka lo" ucap Aksa seketika tangannya memegang dagu Siya dan mengarahkan kepala Siya kearahnya sampai akhirnya mereka saling bertatapan.

Yang benar saja, detak jantung Siya sudah tak karuan lagi. Rasanya ingin cepat-cepat kabur dari kursi itu. Tapi nihil Aksa pasti lebih dulu menahannya.

"Gue suka deket sama lo. Tapi gue nggak sayang atau cinta sama lo" Entah kenapa rasanya hati Siya tertusuk begitu tajam setelah mendengar tutur dari Aksa, memang benar saja Aksa selama ini tak ada perasaan dengannya.

Siya mencoba lebih tenang, mengapa ia harus merasakan sakit ini? Bukankah ia juga tak mengharapkan cinta dari Aksa yang ada waktu itu ia ingin cepat-cepat cerai dari Aksa.

"Bodoamat" sahut Siya dengan ketus.

Aksa terkekeh mendengarnya, lalu ia menarik pelan kepala Siya untuk bersender di pundaknya, Siya hanya menurut saja. Menurutnya disini lah ia mendapatkan rasa ketenangan semuanya. Matanya terpejam kemudian ia tersenyum kecil.

"WOY LO BERDUA ENAK AJA BERDUAAN! KITA NGENYARIIN KESELURUH PLANET!" Teriak Anrez tepat dari kejauhan lima meter dari mereka.

Siya langsung merubah gaya duduknya seperti biasa. Ia benar-benar malu ketahuan teman-temannya Aksa, pasalnya Anrez dengan Nicolas sering kebablasan menjaga privasi orang.

JAYA CHANDRA[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang