MPH 12

19.6K 2.2K 169
                                    

Pagi-pagi Jeno udah bertamu di rumah kembarannya, bukan bertamu sih lebih tepatnya menyelenong masuk ke rumah orang seenaknya, sedangkan yang punya rumah masih tidur.

Kenapa bisa masuk? Jeno punya kunci cadangannya. Mama yang berikan di suruh balikin sama Haechan tapi malah di salah gunakan.

Jeno berjalan santai ke ruang tamu dan mendudukkan dirinya di sofa, menyalakan televisi dan mencari kartun favoritnya.

"Udah main ternyata, kayaknya enak nih nonton sambil sarapan." Jeno bangkit dan berlalu ke dapur, mencari makanan. Senyum sumringah mengembang di bibirnya ketika melihat roti beserta selai coklat di meja makan.

"Rejeki anak sholeh mah gini," ujarnya lalu mengambil roti yang sudah di olesi selai coklat serta segelas susu yang dia temukan di kulkas. Kemudian kembali ke ruang tamu. Jeno benar-benar mengaggap seperti rumah sendiri.

Sementara itu, disisi lain Haechan yang mendengar suara gaduh dari dapur langsung bangun. Matanya yang masih setengah terpejam langsung melek.

"Buset apaan tuh? Masa pagi-pagi gini ada maling." monolognya sambil menjauh dari tempat tidur dan mengambil sapu lalu berjalan ke bawah. Buat persiapan saja, siapa tau itu beneran maling.

"Anjir!"

Haechan mengumpat ketika melihat siluet yang berjalan ke ruang tamu. Ia yakin sekali kalau itu benar-benar maling.

Pegangan pada sapu dia eratkan, berjalan mengendap-endap ke ruang tamu mengikuti maling tadi.

"Buset tuh maling ngapain nonton di rumah gue, mana tontonan-nya ga banget anjir," gumamnya heran, pasalnya yang di tonton oleh maling- yang tidak lain adalah Jeno-itu adalah kartun spongebob.

"Wait, kalau dia maling kenapa malah nyantai gitu coba? Kalau di liat-liat tuh orang juga kayaknya ga asing."

Haechan berjalan mendekat, raut wajahnya berubah datar saat melihat orang yang dianggap maling itu adalah saudara kembarnya sendiri.

Tak!

"Aduh!!"

Jeno meringis ketika sebuah benda keras mengetuk kepalanya.

"Siapa sih?" tanyanya kesal lalu berbalik, "Eh Haechan."

"Ih Hiichin." Haechan meniru perkataan Jeno namun dengan ekspresi dan nada yang mengejek.

"Ngapain lo disini?! Udah kek maling lo tau ga, masuk rumah orang tanpa permisi."

"Santai chan. Ini gue di suruh mama balikin kunci cadangan rumah lo. Kemarin dia lupa ngembaliin." jelas Jeno.

Setiap ada waktu luang mama memang sering ke rumah Haechan, sekedar berkunjung atau membawakan sesuatu. Mama sengaja minta kunci cadangan rumah mereka supaya bisa masuk kalau mereka lagi ke sekolah.

"Kan ntar siang bisa."

"Sekalian gue mau ngajakin lo joging."

Haechan menatap Jeno bingung.
"Ga salah? Tumben banget."

"Udah lama tau chan kita ga joging bareng, gue kangen masa-masa itu." Jujurnya. Memang dulu itu mereka sering joging bareng, tapi karena sudah kelas akhir dan makin sibuk mereka jadi jarang melakukannya.

"Iya juga sih, terakhir kita joging bareng itu sebulan sebelum gue nikah kayaknya." ujar Haechan sambil mengingat-ingat.

"Nah kan makanya, ayo joging habis itu makan bubur ayamnya mang toha, warungnya juga ga jauh dari sini deh."

"Wah anjir udah lama kita ya ga makan buburnya mang toha," kata Haechan heboh, setiap mereka selesai joging memang sering makan bubur di warungnya mang toha. Mereka sudah jadi langganan di sana.

[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang