MPH 25

16.8K 1.5K 223
                                    

Seakan sudah menjadi rutinitas setiap pagi, Haechan kembali mual, mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya yang sayangnya hanyalah cairan bening. Beruntung Hana dengan setia mendampinginya, menunggunya di kamar mandi dan memapahnya ke kamar.

Awalnya mereka sangat bingung dengan semua ini. Hana yang tengah hamil, lalu kenapa Haechan yang merasakan mual? harusnya Hana yang mengalami semua itu, bukan dirinya. Namun, perkataan mama tempo lalu menjawab semuanya. Itu adalah hal lumrah yang sudah biasa terjadi. Jika suami yang merasakan mual saat istrinya tengah hamil, itu menandakan jika sang suami sangat mencintai dan menyayangi sang istri. Mengetahui hal tersebut Hana jadi terharu, sesayang itukah Haechan padanya sampai harus rela merasakan mual setiap hari. betapa beruntungnya ia bisa mendapatkan Haechan.

Hana juga merasa bersyukur, di kehamilannya yang akan memasuki minggu ke tujuh, ia tidak mengidam hal yang aneh, semua yang ia inginkan masih terbilang normal.

"Sayang, nanti kalau baby lahir kamu maunya cewek apa cowok?"

Hana terdiam, memandangi Haechan bingung. Usapan pada kepala Haechan pun terhenti.

"Masih lama loh kak, baby-nya aja belum terbentuk."

"Biarin dih, jawab aja."

"Aku gak permasalahin hal itu, mau cewek atau cowok yang penting dia lahir dengan selamat ke dunia," Hana tersenyum melanjutkan kegiatannya mengusap kepala Haechan.

"Kamu bener juga sih."

"Emangnya kamu mau anak cewek atau cowok?" Hana memandangi Haechan dengan penasaran.

"Aku juga gak masalah sih, tapi kalau boleh aku pengennya cowok, biar ada yang bisa jagain kamu nanti kalau aku gak ada."

"Kalau yang lahir cewek gimana?"

"Ya bagus dong, berarti tuhan masih percayain aku buat jagain dua orang." ujarnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya membuat Hana tak bisa tak ikut tersenyum.

"Nanti mau jalan-jalan gak?"

"Loh emangnya kamu gak kerja?"

"Aku udah berhenti."

"Kenapa?"

"Mau jagain kamu. lagian bentar lagi aku masuk kuliah." ujar Haechan yang di balas dengusan geli oleh Hana.

🌻

Setelah puas bermain di timezone, kini Haechan membawa Hana ke taman untuk jalan-jalan sembari menikmati semilir angin sore.

Seulas senyuman terukir di bibir Hana ketika melihat pemandangan yang tak jauh di depannya. Seorang anak kecil tengah bermain dengan ditemani oleh kedua orangtuanya. Tanpa sadar ia mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit, membayangkan kelak mereka juga akan seperti itu.

Hal itu pun tak luput dari pandangan Haechan, laki-laki berkulit hitam manis itu pun tak kuasa menahan senyumnya. Apa yang ada di pikiran Hana, itu pula yang ada di pikirannya sekarang.

Memang benar kata orang menjadi orang tua itu tidaklah mudah, apalagi di usia yang masih terbilang muda. Namun, tidak selamanya menjadi orang tua itu susah, rumit, banyak hal kecil yang bisa membuat bahagia, contohnya seperti apa yang tengah mereka lihat sekarang.

Perhatian Hana teralihkan saat seorang bocah lewat di depannya dengan satu cup eskrim di tangannya. terlihat enak dan menyegarkan, begitu pikir Hana, ia jadi ingin memakan eskrim juga.

"Kak..." Hana mencolek pelan lengan Haechan.

"Kenapa hm?"

"Pengen itu..." Hana menunjuk penjual eskrim keliling yang berada di pinggir taman.

[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang