Hari ini Haechan hanya mengantar Hana ke sekolah karena setelahnya dia akan ke kantor untuk belajar mengurus perusahaan papa. Dia yang sepenuhnya akan meneruskan bisnis papa, karena Jeno sebagai kembarannya memilih untuk menjadi dokter.
"Belajar yang bener!" pesan Haechan saat mereka sudah sampai di sekolah.
"Ayey kapten!" Hana berucap sambil hormat seolah-olah mendapat perintah dari kapten.
Haechan tertawa gemas sembari mengusak rambut Hana. "Gih, sana masuk."
Hana mengangguk, "Kakak hati-hati ya!" ucapnya kemudian melangkah masuk dengan senyuman yang tak hentinya mengembang di wajah cantiknya. Sedangkan Haechan kembali memasuki mobilnya dan melaju ke rumah sakit.
"Senyum mulu kayak orang gila," sambar Renjun ketika Hana tidak sengaja melewatinya.
"Habis kesambet apaan lo?" timbrung Nathan yang baru saja datang.
"Apa sih, komen mulu heran," kesal Hana. "Namanya juga lagi seneng, lagi bahagia."
"Gue ramal pasti karena Haechan kan?"
"Iyalah, Nath. Siapa lagi coba yang bisa bikin nih bocah kayak orang gila kalau bukan Haechan."
Yang di tanya siapa yang jawab siapa.
"Iri aja tuh kalian. Makanya cari pasangan biar ada yang bikin kalian bahagia, bikin hidup kalian berwarna jangan suram mulu."
Seketika raut wajah keduanya berubah masam. Merasa tertohok dengan perkataan Hana barusan.
"Udah ya aku ke kelas dulu. Semangat cari pasangannya!" ujarnya tersenyum mengejek kemudian kembali melangkah menuju kelas.
"Makin hari makin menjadi aja tuh mulut," gumam Renjun.
"Iya, ngejleb anjir." Nathan melirik Renjun sekilas "Itu ajaran juga ya!" pekiknya yang hanya di balas cengiran.
Saat sampai di kelas, Hana heran melihat seseorang duduk di samping bangkunya, padahal dia duduk sendirian. Ah, Hana paham. Mungkin saja itu siswa pindahan. Tapi kenapa harus disitu? Padahal masih banyak bangku yang kosong.
Eh? Kok malah mikirin itu sih! Itu kan hak dia.
Perlahan Hana berjalan ke bangkunya dan mendudukkan dirinya di samping siswi itu. Rasanya canggung, duduk berdampingan dengan orang asing seperti ini, hal yang tak biasa baginya.
"Hai! Kamu pasti Hana ya?"
Hana auto menoleh pada siswi disampingnya dengan tatapan bingung. bagaimana sisiwi itu bisa tahu namanya?
Siswi itu tersenyum manis, "Aku Jesy, tunangan Jeno," ujarnya memberitahu.
Beberapa saat Hana terkesiap melihat senyum itu. Pantas saja Jeno rela LDR-an, ternyata tunangannya sangat cantik. Hana jadi minder.
"Calon kakak ipar kamu." Bisikan itu membuat Hana kembali ke dunianya. Ia tertawa kecil mendengarnya.
"Hai, calon kakak ipar!" sapa Hana diselingi kekehan kecil, membuat Jesy juga ikutan tertawa.
Setelahnya mereka mengobrol, membicarakan banyak hal sebelum sang guru masuk dan memulai pelajaran.
🌻
Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa maupun siswi berbondong-bondong pulang dengan meneteng tas masing-masing, begitupun dengan Hana dan Jesy. Mereka akan pulang bersama.Tak butuh waktu lama bagi Hana maupun Jesy untuk saling akrab. Jesy yang notabenenya anak yang easy going mampu membuat kecanggungan diantara mereka hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBIT
أدب الهواةSELESAI Ketika Haechan berusaha menjadi suami yang sempurna untuk Hana. cr. mentahan cover on pinterest Warn!!! •kinda ooc •bahasa campur •harsh word •Marriage life! •lokal •DLDR!! Highest rank: #1 in comedyromance 210321 #1 in Hana 210110 #1 in...