MPH 11

20.2K 2.3K 555
                                    

Sebentar lagi anak kelas tiga ujian, otomatis Haechan dan antek-anteknya juga. Maka dari itu mereka mulai giat belajar biar bisa memenuhi target masuk ke universitas. Meskipun termasuk siswa yang pintar tapi mereka tetap belajar.

Sekarang mereka berada di perpustakaan, berkutat dengan buku-buku yang tebalnya bisa bikin mata berkunang-kunang. Hana juga berada di sana menemani Haechan, mumpung lagi jam istirahat.

Hana terdiam melihat Haechan yang sedang serius dengan dunianya, sedikit terpesona karena suaminya itu begitu tampan kalau sedang serius seperti ini. Diam-diam ia tersenyum, merasa bersyukur karena bisa memiliki seorang Haechan di dalam hidupnya.

 Diam-diam ia tersenyum, merasa bersyukur karena bisa memiliki seorang Haechan di dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tau kok aku ganteng, ga usah gitu juga kali lihatin-nya."

"E-eh?"

Hana auto gelagapan tertangkap basah oleh Haechan.

"Apa sih kak, pede banget dih.l," katanya memalingkan wajahnya, merasa malu sama dirinya sendiri.

"Kalau ngomong sama orang tuh liat wajahnya." Haechan menarik wajah Hana agar bertatapan dengannya. "Kamu malu ya?" tanyanya.

"E-enggak.. Aku ga malu."

"Ga usah bohong, itu wajah kamu merah."

"Kak Haechan mah!"

Hana menunduk dan menutupi wajahnya dengan tangannya sedangkan Haechan sendiri sibuk menertawainya.

"Ini perpustakaan bukan tempat pacaran," sindir Nathan. Enek juga lama-lama ia melihat pemandangan di depannya yang bikin jiwa jomblonya meronta-ronta.

"Ck, iri aja lo. Makanya nikah juga sana."

"Mau nikah sama siapa coba, chan? Pacar aja dia ga punya," sahut Renjun.

"Sibuk ngalus sih lo." tambah Jeno.

"Anjir kok malah nistain gue? Ngaca Jun, lo juga jomblo kek gue, ngenes malah."

"Sembarangan lo. Gue jomblo karena pilihan ga kayak lo ngalus mulu tapi ga ada yang jadi."

"Woi bisa diem ga? Ini perpus bukan tempat adu bacot. Kalau mau ribut mending keluar aja."

Seketika mereka terdiam saat seorang siswa menegur mereka, kemudian kembali pada kegiatan mereka tadi. Sedangkan Haechan kembali sibuk dengan dunianya bersama Hana.

"Kakak lanjutin belajarnya, jangan natap aku mulu!"

"Kenapa? Makin malu ya?"

"Udah tau tapi masih aja nanya!" kata Hana kesal. Sejak tadi dia sudah malu dan Haechan tahu itu tapi masih saja bertanya.

"Habis kamu lucu sih kalau lagi malu kek gini."

"U-udah kakak lanjut belajar sana! Aku mau ke kantin, bye!" pamitnya langsung berlari keluar dari perpustakaan, lama-lama bersama Haechan bisa-bisa membuatnya jadi kepiting rebus.

[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang