MPH 29

12K 1.1K 94
                                    

"Kak buruan!!"

Sejak tadi seruan itu terdengar tidak sabar. Sesuai kata Haechan kemarin, hari ini Hana di perbolehkan pulang dan hal itu benar-benar membuatnya senang bukan kepalang. Akhirnya ia bisa keluar dari tempat yang membosankan ini.

"Kak lama banget sih."

"Iya iya sabar," seru Haechan sambil mengemasi barang-barangnya, hanya beberapa baju kotor saja.

"Ya udah ayo," Haechan menarik tangan Hanan, namun sang empu hanya terdiam dengan pandangan lurus ke depan.

"Hey, katanya mau pulang cepet," ujarnya tapi Hana tak memberikan reaksi apa-apa.

"Kamu kenapa?" tanya Haechan bingung, lalu mengikuti arah pandang istrinya. Seketika raut wajahnya berubah datar, "Ngapain lagi lo kesini?"

Haechan menarik Hana kebelakangnya kala melihat seseorang di depannya berjalan mendekat.

"Gue mau balik ke kanada."

Baik Haechan maupun Hana mengerutkan keningnya bingung, untuk apa Mark mengatakan hal itu pada mereka? Jelas-jelas itu bukan urusan mereka berdua.

"Ya terus?"

"Gue....gue mau minta maaf atas semua kesalahan yang udah gue lakuin sama kalian, terutama sama Hana. Gue sadar apa yang gue lakuin itu salah, jadi gue minta maaf. gue bener-bener menyesal." Mark tertunduk dalam, ia tidak bohong. Ia benar-benar menyesal dan minta maaf pada mereka dengan tulus.

Haechan dan Hana terkejut mendengarnya. Mereka tidak pernah menyangka laki-laki ini akan meminta maaf dan mengakui semua kesalahannya.

"Ekhm.." Haechan berdeham, entah kenapa suasana mendadak canggung. "O-oke kita maafin." tidak ada salahnya memaafkan Mark, lagipula laki-laki itu sudah menyesal dan mengakui kesalahannya, jadi tidak ada alsan untuk memaafkannya bukan?

Mark mengangkat wajahnya, "Terima kasih." ujarnya tulus. "Gue berdoa semoga kalian bahagia selalu dan," Mark menatap Haechan, "Gue harap lo jaga dia baik-baik."

"Tanpa lo suruh juga gue bakal jagain dia," kata Haechan merangkul Hana, membuat gadis itu tersipu.

"Kalau gitu gue pamit, selamat atas kehamilan Hana dan semoga bayi kalian lahir dengan selamat." Mark tersenyum tulus kemudian berbalik dan melangkah keluar.

"Tunggu!" teriak Haechan sebelum Mark keluar, "Sebelum balik temuin kak yeri dulu."

Mark berbalik dan tersenyum, "Pasti."

Setelahnya ia benar-benar keluar dari ruangan itu, namun samar-samar ia mendengar teriakan Haechan yang membuat senyumnya semakin mengembang.

"Kak Mark hati-hati!!"

"Orangnya udah jauh kali kak, dia mana denger." Hana berujar sedikit ketus karena Haechan berteriak di samping telinganya. "Lagian kenapa gak bilang waktu orangnya di depan kakak sih?"

"Gapapa, lagi pengen teriak aja."

"Bilang aja malu." Hana mencibir yang di balas kekehan oleh Haechan.

"Ayo pulang." Haechan menggandeng Hana keluar dari ruangan menuju parkiran dan pulang ke rumah.

🌻

"Loh kok kita kesini?" Hana bertanya ketika mereka sampai di rumah. Bukan, ini bukan rumah mereka melainkan rumah Ayah, tempat tinggal Hana sebelum menikah sama Haechan.

"Kenapa? kamu gak seneng?"

"Bukan gitu..." Tentu saja Hana senang bisa kembali ke rumah lamanya, hanya saja ia merasa bingung, memangnya rumah mereka ada masalah apa sehingga Haechan membawanya kesini.

[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang