Hari ini Jeno dan yang lainnya janjian untuk menjenguk Hana sekaligus ingin mengatakan suatu hal pada Haechan mengenai sesuatu yang mereka bicarakan semalam. yeah, Jeno sudah mengetahui siapa pelaku penabrakan adik iparnya.
Tidak mudah bagi Jeno untuk mencari tahu hal tersebut, ia harus memohon kepada salah satu temannya yang ahli di bidang itu. Setelah mengetahui siapa pelakunya, ia tak terkejut sama sekali, meskipun ia tak mencurigai siapapun.
Namun, ada hal yang lebih mengejutkan dari pada hal itu. Temannya memberitahukan sesuatu yang membuat Jeno tak bisa berkata apa-apa sekaligus emosi. Jeno harus cepat-cepat memberitahu hal ini pada Haechan.
"Woe," tepukan pada bahunya membuyarkan lamunannya, "masih pagi udah bengong aja, kesambet penunggu rumah sakit tau rasa lo," ujar Nathan, yang menepuk bahu Jeno barusan.
"Kalian sih lama," dengus Jeno kesal. Ia memang sedang menunggu mereka di parkiran, mungkin karena bosan secara tidak sadar kepikiran hal itu membuatnya melamun.
"Ya udah ayo masuk, tunggu apalagi?" Renjun berjalan duluan diikuti oleh Nathan, tapi tidak dengan laki-laki bermata sipit itu yang malah celingak-celinguk mencari seseorang.
"Heh, tunangan gue mana?"
"Tuh di belakang!" jawab Nathan dengan teriakan tanpa menoleh kearah Jeno.
Jeno berbalik, tersenyum melihat sang tunangan bercengkrama dengan Ryujin. Mereka terlihat sangat akrab bak teman dekat padahal mereka baru kenal beberapa minggu ini.
"Woii tungguin!" Jeno berteriak menyusul Renjun dan Nathan yang sudah agak jauh, membiarkan dua gadis itu yang asik dengan obrolannya.
Tak lama mereka sampai di depan kamar inap Hana dan tepat saat itu juga juga pintu terbuka menampilkan seorang perawat yang tersenyum malu-malu, membuat Jeno dan lainnya bingung.
"Suster kenapa? kok senyum-senyum gitu?" Renjun bertanya mewakili mereka.
"Eh?" sang perawat terkejut karena tertangkap basah mungkin? "lebih baik kalian cek aja ke dalam." ucapnya menunduk dengan wajah yang memerah malu, "kalau begitu saya permisi."
Ketiga anak muda tersebut menatap kepergian sang perawat dengan raut wajah heran bercampur bingung, memangnya apa yang terjadi di dalam sana?
"Aneh banget itu suster," gumam Nathan.
"Udahlah ayo masuk."
***
"Udah gue bilang kalau mau mesum tau tempat dong." kata Jeno saat matanya melihat pemandangan di depannya. Haechan tengah tertidur di atas ranjang rawat dengan posisi memeluk Hana. Pantas saja suster itu tersenyum malu saat keluar dari sana, ternyata ini penyebabnya.
"Apa sih kak Jeno? yang berbuat mesum siapa coba?" Hana membela diri, memang betul kan kenyataanya, ia dan Haechan tidak melakukan hal yang mesum.
"Tau tuh, si Jeno berlebihan banget." Renjun menimpali yang di bahas dengusan kesal oleh Jeno.
"Keadaan lo gimana?" tanya Nathan.
"Punya mata kan kak? bisa liat dong keadaan gue gimana?"
"Ya elah lo mah, ga bisa di ajak basa-basi." pundung Nathan. gadis di depannya ini semakin hari semakin pedas saja mulutnya.
Hana tertawa, "Canda kali kak, gue baik-baik aja. Baperan amat lo."
"Tau ah." Nathan berjalan menjauh.
"Ngambekan banget kek cewek." Renjun mencibir.
"Maklumlah orang jomblo." Jeno menimpali.
"Gue denger ya." teriaknya yang di balas kekehan kecil dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] My Perfect Husband ; LHC ✓ || SUDAH TERBIT
FanficSELESAI Ketika Haechan berusaha menjadi suami yang sempurna untuk Hana. cr. mentahan cover on pinterest Warn!!! •kinda ooc •bahasa campur •harsh word •Marriage life! •lokal •DLDR!! Highest rank: #1 in comedyromance 210321 #1 in Hana 210110 #1 in...