[Ibu Aini dan Kak Nisa]

89 11 2
                                    

🌺🌺🌺🌺🌺

“Sikap Ibu Aini yang ramah membuat siapa saja akan betah berlama-lama bersama beliau, Sementara Kak Nisa adalah santri teladan. Ia sama sekali tak pernah melakukan pelanggaran.”

-Fatim-

🌺🌺🌺🌺🌺

“Kehidupan di Pondok Pesantren Nurul Hidayah berjalan sangat teratur. Setelah liburan, santri-santri dan guru-guru datang ke pondok tepat waktu. Orang-orang yang terlambat akan merasa sangat bersalah dan malu karena tidak berdisiplin. Disiplin telah menjadi bagian dari kehidupan segenap santri dan guru. Di sini, jika acara dimulai pada jam tujuh tepat, maka tidak boleh diundur walau sedetik pun juga.” Ibu Aini menjelaskan panjang lebar terkait peraturan yang harus dijalani.

Aku menyimaknya dengan antusias.

“Bu Aini … mohon izin sebentar, saya ingin memberi kabar kepada bapak dan ibu kalau hari ini juga akan menimba ilmu di sini.”

“Setelah itu serahkan ponselmu ke  pengurus keamanan, ya. Di sini para santri tidak diperbolehkan membawanya.”

“Baik, Bu.”

Aku segera mengirimkan pesan kepada bapak dan ibu. Ya, walaupun mereka berdua selalu bersama. Aku rasa keduanya perlu dikabari, karena ada kepentingan berbeda.

[Bapak, Fatim sudah menemukan tempat yang cocok. Mulai hari ini Fatim akan tinggal di sini. Pondok Pesantren Nurul Hidayah]

Balasan dari bapak dengan cepat mendarat di ponselku.

[Bagimana dengan pembayarannya? Bapak ke sana sekarang, ya, Sayang]

Aku langsung membalasnya.

[Bapak enggak perlu ke sini, ‘kan masih sakit. Fatim bisa dijenguk kapan pun bapak dan ibu mau. Untuk pembayaran satu bulan ini sudah lunas, Pak. Tadi dibayar dari uang tabungan Fatim]

Memang selain membongkar celengan, aku juga membawa uang tabungan. Lumayan hasil menyisihkan uang selama tiga tahun terakhir.

Selanjutnya aku mengirim pesan ke nomor ibu, akan repot jika aku menitipkan barang yang ingin aku bawa kepada bapak.

[Ibu, tolong kirimkan barang-barang Fatim ke alamat Pondok Pesantren Nurul Hidayah, biar diantar abang ojek online aja]

Boardcast wa yang berisi peraturan pakaian juga aku kirimkan kepada ibu.

[ Peraturan Pakaian di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Putri

Baju harian enam stel.

Baju:

– Panjang baju (atasan) sepanjang lengan tangan.

– Bukan dua bahan (contoh: kaos & katun).

– Baju harus panjang hingga dengkul ( paling pendek empat jari di atas dengkul).

Rok:

– Bukan berbahan jeans sifon. Terawang.

– Bukan rok canda (payung/megar).

– Bukan rok span.

Gamis:

– Bukan yang menggunakan dua bahan (contoh: kaos & katun).

– Bukan berbahan jeans

– Panjang sebatas jari tengah ananda ketika berdiri. Dilebihkan 2 cm.

– Tidak ketat.

PANGGIL AKU FATIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang