[Bahagia atau Berduka?]

42 10 6
                                    

🌺🌺🌺🌺🌺

“Manusia itu tempatnya salah dan dosa, jadi wajar, dong kalo kita ada salah.”

-Novianti-

🌺🌺🌺🌺🌺

Tanganku merogoh laci. Sistem dalam tubuhku bekerja secara spontan. Berharap ada surat misterius lagi. Entah harus bahagia atau berduka. Ternyata tak ada.

Ya, memang aku merasa tak waras memikirkan asal muasal surat itu. Namun, tak dapat dipungkiri. Aku suka membaca untaian kata di setiap goresan pena itu. Manis, tanpa pemanis buatan.

“Woy! Ngelamun aja!”

“Astaghfirullah, Novi, ngapain, si? Kaget tahu!” sentakku. Kaget karena ulah Novi.

Aku mencubit lengannya yang terbalut seragam pramuka, hingga membuat gadis berkacamata itu meringis kesakitan.

Aku menghentikan aksi cubitan setelah Novi meminta ampun dan berjanji tak mengulanginya lagi.

“Lagian, kamu tuh sering banget melamun … udah, lah. Jangan terobsesi jadi kayak Kak Nisa. Manusia itu tempatnya salah dan dosa, jadi wajar, dong kalo kita ada salah. Masa iya, bisa jadi malaikat yang selalu taat?”

“Ya, tapi ‘kan jangan jadi setan juga, Vi,” sanggahku.

“FATIM!”

“Aduh … aduh … sakit ….” Kali ini gantian Novi yang mencubit, tapi yang dicubit bukan lengan. Melainkan hidung pesekku.

Novi langsung melepas cubitannya ketika aku mengerang kesakitan. “Enak aja Novianti yang cantik nan jelita ini disamain sama demit.”

“Demit? Dede Mitra? Pak lurah pondok santri putra?”

“Ck, ck, ck. Ya, bukanlah Siti Fatimah. Demit itu setan bin hantu.”

“Hmm-m, tapi yang aku maksud itu setan yang ada di surat ke 144.”

“Surat apaan? Surat cinta?” Kening Novi berkerut, jari telunjuknya diketuk-ketuk ke kening. Belagak sedang berpikir keras.

“Surat favorit, masa kamu enggak tahu?” tanyaku berusaha memancing ingatan Novi, tapi tampaknya ia tak paham arah pembicaraan ini akan ke mana.

Al- Qur’an surat an-Naas. Surat favorit, karena hampir setiap orang tak luput membacanya dalam sholat, setelah membaca aurat al-Fatihah.

Katakanlah … aku berlindung kepada Tuhan---yang memelihara dan menguasai, manusia. Rabbnya semua manusia adalah Allah, Sang Pencipta dan Pengatur semua urusan, juga memperbaiki keadaan mereka.

Raja manusia. Dia memiliki kerajaan sempurna dan kekuasaan hebat.
Sembahan manusia, yaitu sembahan semua manusia. Karena raja bisa menjadi sembahan, bisa juga tidak. Maka Allah menjelaskan bahwa sebutan Illah khusus bagi-Nya, tidak boleh seorang pun menjadi sekutu di dalamnya.
Dari kejahatan---bisikan setan yang biasa bersembunyi, Bisikan setan itu merupakan kejahatannya. Waswas itu setan, karena setan biasa berbisik-bisik. Sedangkan kata bersembunyi, adalah melangkah mundurnya setan. Artinya, bila disebutkan nama Allah, setan akan melahkah mundur, dan begitu pula sebaliknya.

Yang membisikkan---kejahatan ke dalam dada manusia, setan dapat membisikkan kejahatan pada dada manusia. Bisikan setan ini merupakan ajakan untuk mentaatinya dengan kata-kata tersembunyi, yang sampai ke dalam hati tanpa terdengar sedikit pun suara. Kemudian Allah menjelaskan bahwasanya yang biasa berbisik-bisik itu ada dua macam, dari golongan jin dan manusia.

PANGGIL AKU FATIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang