Lakuna
Bagian Empat Belas: Secret: Real or Not Real?
_______
Pagi itu langit masih kelabu. Suara blender dari arah dapur membuat Kang Yerim membuka mata. Bias sinar matahari yang menembus tirai kain di samping tempat tidur menimpa wajahnya hingga membuatnya harus menyipit. Pandangannya kemudian mengedar ke sekeliling, Taehyung tidak ada di sana. Syukurlah, Yerim merasa lega. Pasalnya dia bermimpi Taehyung memeluknya tidur semalaman.Menepis keinginannya untuk bergelung di dalam selimut yang hangat lebih lama, Yerim bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju dapur. Kepalanya terasa agak berat. Semalam dia minta Taehyung beradu minum bir dengannya, meskipun ia menyadari kadar toleransi alkoholnya jauh di bawah Taehyung. Namun karena maag, Taehyung menolak. Jadilah dia hanya minum sendiri. Padahal dia hanya ingin lupa mengenai Jungkook. Ah, Jungkook ... rasa di hatinya belum kering juga ternyata.
Di dapur, Yerim menemukan Taehyung sedang menuangkan jus jeruk ke dalam gelas. Pancake yang kelihatannya masih hangat sudah terhidang di meja. Sirup maple-nya kelihatan menggoda.
"Sudah bangun?" Pertanyaan itu ditujukan pada Yerim yang masih mematung di pintu. "Ayo sarapan. Aku membuat pancake."
Setiap kali Taehyung memasak, Yerim selalu terpukau. Hidup sendirian di kota nyatanya membuat Taehyung banyak berubah. Dia bukan lagi anak laki-laki yang tak tahu caranya memotong sawi.
"Aku mau mandi dulu." Yerim akan dengan senang hati makan pancake buatan Taehyung, tapi dia tidak suka makan jika mulutnya terasa asam.
Dia lalu mengambil handuk dan buru-buru ke kamar mandi. Di depan cermin, Yerim menatap refleksinya. Rambut panjangnya kusut, Yerim jadi berpikir untuk memotongnya saja. Kebetulan hari ini hari Minggu, dia bisa pergi ke salon langganannya nanti.
Yerim sedang mengambil sikat gigi saat sebuah bayangan berkelebat seperti potongan-potongan film yang berputar di kepalanya.
"Jungkook berengsek! Aku tidak akan pernah melihatmu lagi! Pergi saja sana!"
"Kang, kau bikin malu."
"Taehyung, berisik! Jangan membela Jungkook. Kuadukan kau pada Jimin!"
"Lihat, pesannya sudah dibaca. Jangan menyesal kalau kau bangun besok pagi."
"Taehyung, kembalikan ponselku! Kim Taehyung!"
Kepala Yerim terasa pening lagi. Dia memegang kenop pintu lalu memutarnya dengan cepat. Berharap kalau itu cuma mimpinya saja, sama seperti mimpi dipeluk Taehyung yang didapatinya semalam. Berharap kalau dia masih terlalu waras untuk mengamuk saat sedang mabuk.
Taehyung baru minum jus jeruknya, keheranan melihat Yerim yang terhuyung keluar dari kamar mandi.
"Lihat ponselku?"
"Hm, di depan televisi."
Yerim menemukan ponselnya di meja dengan baterai yang sudah kritis. Digesernya layar yang tak pernah terkunci. Dadanya bergemuruh saat mendapati nama Jungkook di bagian teratas percapakan KakaoTalk. Ia nyaris menjatuhkan ponsel saat menggulirkan layar melihat pesan-pesan makian yang ia kirim pada Jungkook. Kuku-kukunya jarinya ia gigiti hingga memutih.
Memori itu sekarang bertambah nyata, mendesak masuk ke dalam kepala Yerim dan membentuk sebuah puzzle utuh yang membuat Yerim ngeri. Pekerjaan di sekolah membuatnya penat, rasa sakit hati membuatnya pedih, tapi pada akhirnya alkohol yang menghancurkan akalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
FanfictionKang Yerim sudah terluka sejak lama dan Jeon Jungkook datang seolah siap berbagi luka dengannya. Pic: 오, 늘 Exhibition Scan by ©guwoljk ©yourpapillons, 2019