16. Love and Pain

70 9 3
                                    

Aku kenal seseorang dari masa lalu,

aku pernah mencintainya.

Lakuna

Bagian Enam Belas: Love and Pain

_______

Yeonjin gelisah. Shift-nya sudah berakhir setengah jam lalu. Dia sudah berganti pakaian dan Jungkook—lelaki yang menemuinya siang tadi—datang lagi ke kafe hanya untuk mengajaknya bicara. Dia menyesal karena sudah mengabaikan rekan kerjanya yang menyarankannya pulang dari pintu belakang. Saat keluar, Jungkook sudah menunggu di samping Mercedes Benz-nya.

Mereka kini duduk berhadapan di sebuah outdoor kafe. Sikap Jungkook kontras sekali dengan Yeonjin. Ia menyesap kopinya dari cangkir dengan santai. Tidak ada amarah ataupun rasa sakit. Luka di hatinya sudah kebas. Tadi Jungkook memperkenalkan diri dengan sejujur-jujurnya, termasuk mengatakan kalau dia sudah tahu mengenai hubungan Yeonjin dan Jihyun. Yeonjin dibuat tersedak karena hal itu.

Dari obrolan mereka, yang sebenarnya lebih mirip seperti interogasi, Jungkook tahu kalau Yeonjin jauh lebih dulu mengenal Jihyun daripada dirinya. Yeonjin tinggal di sebuah panti asuhan sejak usia tujuh. Keluarga Han adalah penderma tetap di sana dan sering mengadakan charity. Jiyeon selalu ikut ibunya datang ke panti dan di sanalah mereka bertemu.

"Maaf, a-aku benar-benar minta maaf. Aku tidak seharusnya—"

"Ini sudah keenam kalinya kau bilang maaf," tukas Jungkook tajam, membuat Yeonjin mengatup mulut. "Well, harus kuakui aku mungkin saja menghajarmu dua tahun lalu. Aku mengakhiri hubunganku dengan Jihyun sehari setelahnya. Orang tua kami tidak tahu mengenai hal itu dan membuat rencana pertunangan setelah dia kembali dari Amerika. Aku masih mencoba menerima tapi aku melihat kalian lagi di sini. Di tempat ini."

"Soal itu ... " Yeonjin menegakkan punggung, mencari posisi yang nyaman. Tapi dalam situasi berhadapan dengan tunangan pacarnya, adjektif nyaman barangkali tidak sepatutnya digunakan. "Malam itu aku bilang padanya kalau aku tidak bisa bersamanya lagi. Apalagi aku tahu kalian akan bertunangan. Aku sudah cukup bersalah selama ini. Kami memang seharusnya tidak bersama."

"Kenapa? You loves her, she loves you. Jadi apa masalahnya?"

Yeonjin tertawa getir. "Bagi keluarga Han, itu adalah masalah besar. Aku sudah tidak punya orang tua dan menghabiskan sepuluh tahun di panti asuhan, sekarang cuma bekerja di kafe dengan gaji pas-pasan untuk makan dan membayar kontrakan kecil. Terkadang bekerja serabutan menjadi tukang ledeng atau membetulkan alat-alat elektronik yang rusak. Apa saja, yang bisa menghasilkan uang untuk menyambung hidup. Kau lihat luka di mataku?" Yeonjin menuding mata kirinya. "Kudapat karena kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuaku. Aku bahkan tidak sempurna."

Jungkook bergeming.

"Sedangkan Jiyeon berasal dari keluarga terhormat, cantik, dan desainer terkenal. Setidaknya dia harus memiliki pendamping yang sepadan, kau misalnya. Seorang psikiater dan tampan. Jangan tertipu, kelas sosial di masyarakat masih berlaku." Yeonjin menarik napas dalam sebelum melanjutkan, "She deserves better, itu yang dikatakan orang tuanya padaku."

_______


Peluit ditiup dan Yerim bernapas lega.

Ia segera berjalan menuju kursi kayu panjang yang masih kosong dan mendudukkan diri di sana. Sementara anak murid dan orang tua mereka mencari tempat yang nyaman untuk bersantai.

Sekolah mengadakan acara tahunan menjelang musim panas; kunjungan ke kebun binatang dan museum. Biasanya hanya wali kelas yang mendampingi. Namun tadi pagi kepala sekolah menemui Yerim dan memintanya untuk menggantikan salah satu wali kelas yang berhalangan hadir karena secara mendadak istrinya sakit hingga harus dirawat.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang