15. Someone from the Past

76 11 11
                                    

Lakuna

Bagian Enam Belas: Someone from the Past

_______


Mobil yang Jungkook kendarai berhenti di laman parkir sebuah kafe. Ia mengecek sekali lagi memo di ponselnya untuk memastikan bangunan di hadapannya sudah benar. 'Dream On', Jungkook membaca nama kafe yang diukir pada kayu mahoni di atas pintu masuk.

Jungkook kemudian turun dari mobil. Jari-jarinya masuk ke dalam celana bahan untuk menyimpan kunci. Ia menarik napas sejenak. Lalu dengan langkah besar dia masuk ke dalam kafe yang pengunjungnya cukup ramai hari itu. Kebanyakan kumpulan anak muda dan beberapa pasangan yang sepertinya sedang berkencan.

Kafe itu cukup besar dan punya dua lantai. Interiornya didesain dengan gaya klasik natural dengan tanaman hijau dalam pot kecil dan bunga-bunga yang ditata di beberapa sudut serta furniture yang kebanyakan dibuat dari kayu yang dipelitur. Dindingnya ditempeli wallpaper berwarna cokelat kayu. Di beberapa bagian lagi dihiasi kalimat-kalimat dengan bahasa Inggris dan Perancis. Lampu di dalam kafe dipilih yang berwarna kuning hingga menampilkan kesan cozy.

Pemuda Jeon tak punya waktu untuk mengamati lebih jauh, dia berjalan menuju counter yang dibuat seperti bar panjang. Seorang waitress dengan tersenyum pada Jungkook.

"Selamat datang," sapanya ramah. "Silakan ingin memesan ap—"

"Aku tidak memesan. Aku mencari seseorang."

Senyum waitress tadi sama sekali tak menghilang. "Baik. Siapa yang Anda cari, Tuan?"

"Temanku bilang dia bekerja di sini. Sebentar ... " Jungkook mengeluarkan ponsel dari saku dan membaca memonya, "Namanya Yeonjin. Lee Yeonjin. Apa ada orang dengan nama Lee Yeonjin yang bekerja di sini?"

"Yeonjin?" Pegawai perempuan tadi nampak terkesiap. Diamatinya Jungkook yang tengah mengantungi ponsel dengan seksama. Tapi belum sempat Jungkook mengangkat wajah dan menyadari perubahan ekspresinya, buru-buru waitress itu tersenyum lagi. "Benar, ada rekan kami yang bernama Yeonjin di sini. Anda bisa menunggu dulu, Tuan. Saya akan panggilkan Yeonjin."

"Terima kasih."

Jungkook mendudukkan diri di salah satu kursi yang kosong. Dia sengaja memilih tempat yang jauh dari pengunjung lain. Perasaannya bercampur tak karuan menunggu untuk bertemu dengan pemuda itu. Lee Yeonjin. Jungkook pernah melihatnya dua kali. Tapi karena jaraknya yang jauh, Jungkook sama sekali belum pernah tahu seperti apa wajahnya.

Jungkook tak pernah peduli pada Yeonjin, setidaknya hingga semalam.

"Permisi, Anda yang mencari saya?" Sebuah suara menyapa indra pendengaran Jungkook. Seorang pemuda dengan balutan apron berdiri di sampingnya sekarang. Pemuda itu berpostur tinggi dan kurus. Rambutnya hitam lurus dan nyaris menutupi matanya. Butuh beberapa detik untuk Jungkook menyadari kalau pemuda itu memiliki luka panjang dari atas alis hingga ke bawah mata kirinya seolah tergores sesuatu.

Pemuda itu tersenyum. "Saya Lee Yeonjin."

______


Dua Tahun Lalu

Malam itu cukup berangin, diiringi turunnya salju hingga membuat kaca-kaca toko ikut berembun. Jalanan berwarna putih dan pejalan kaki di luar begitu berhati-hati karena jalanan menjadi licin. Hiruk pikuk dan gelak tawa terdengar dari sudut-sudut kafe yang tampak dipadati oleh pengunjung.

Jeon Jungkook segera berlari ke toko bunga setelah keluar dari mobil. Menepuk-nepuk coat-nya di depan pintu masuk sejenak sebelum membalas senyum seorang pegawai. Ia segera berjalan menuju counter, melewati beberapa pengunjung yang menunggu bunganya untuk dibungkus. Jungkook mengeluarkan nota kecil dari dalam saku dan menyerahkannya pada Dawon, wanita pemilik toko bunga yang sudah dikenalnya. Dia kakaknya Hoseok.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang