2. Bercerita

950 152 103
                                    

SELAMAT MEMBACA!❣

I'll be there for you. - Adrian Adinata

[Queen's POV]

Hal terakhir yang aku ingat saat Adrian mendobrak pintu gudang itu dan memelukku erat. Setelah itu pandanganku kabur, kepalaku terasa berat, dan tubuhku lemas. Aku merasakan tubuhku semakin lama semakin merosot di pelukan Adrian, lalu semua gelap begitu saja.

Aku merasakan ada yang mengelus-elus punggung tanganku. Aku membuka mata dan perlahan membiasakan mataku dengan cahaya.

"Q? Kamu udah bangun. Mau minum?" tawarnya. Kulihat wajahnya agak panik. Ingin tertawa tapi takut disangka gila. Haha.

Aku mengangguk, mengiyakan tawaran Adrian. Setelah itu dia mengomel. "Lo tuh kenapa, sih, harus ada di gudang itu? Udah tau gelap, masih aja masuk."

Aku menatapnya lekat-lekat. "Lo pikir gue mau masuk di ruang kayak gitu?" tanyaku sarkas.

Yang benar saja, masa seorang Achluophobia dengan senang hati masuk ke ruangan tanpa penerangan? Cari mati namanya.

"Ya, siapa tau lo cari mati gitu," sahutnya cuek. Ia memegang tanganku dan memainkannya. Kebiasaannya sejak dulu jika kami sedang berdua.

Sialan.

Ingin rasanya aku menonjok muka songongnya itu. Tapi berhubung tenangaku belum sepenuhnya pulih, aku hanya menatapnya tajam.

Aku mendengus. "Kayak nggak ada kerjaan lain aja."

"Lo 'kan emang nggak punya kerjaan," jawabnya sambil menggigit lengan bawahku.

"Ah! SAKIT, A!" teriakku sambil memukul bahu Adrian. Aku meringis dan dia hanya tertawa.

"Lo bisa nggak sih nggak usah pake acara gigit-gigitan gitu?! Sakit tau," rengekku.

Adrian akan melemah dan meminta maaf jika aku sudah merengek seperti ini. Dan inilah senjata andalanku.

"Y-yah Q, maaf. Jangan ngrengek gitu dong, ntar nenek denger dikira gue ngapa-ngapain lo lagi," ucap Adrian memelas.

"Ya, lo emang ngapa-ngapain gue!" balasku ketus. Aku menarik tanganku agar tidak digigit lagi.

***

Pintu kamar terketuk, Kirana—nenek Queen—datang membawa minum dan makanan kecil di nampan. "Kalian ngapain sih teriak-teriak? Malu didenger tetangga," ucap Kirana saat sedang menaruh nampan ke meja belajar Queen.

Adrian dan Queen saling melirik.

"Dia duluan, Nek," adu Queen yang dibalas sanggahan Adrian. "Nggak, Nek. Queen tukang boong, nggak usah didengerin."

Kirana hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Udah, udah. Minumnya diminum, makanannya dimakan. Adrian nanti makan malam di sini, ya," ucapnya.

Adrian mengiyakan. Lalu langsung mengambil minuman dan menghabiskannya. "Lo doyan apa haus?" ledek Queen. Kirana terkekeh dan Adrian mencibir.

"Snack-nya dimakan juga, ya, Dri," ucap Kirana dengan nada mengejek. Lalu Kirana meninggalkan mereka kembali ke dapur.

"Aku mau ngomong serius, deh, Queen," ucap Adrian setelah Kirana pergi.

Queen menyerngit.

"Kamu ... kenapa bisa di gudang?"

Tubuh Queen sedikit menegang. Matanya mulai memerah, mencoba menahan air mata agar tidak lolos. "A-aku nggak mau bahas itu," jawab Queen serak.

QUEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang