15. Rumah

218 48 32
                                    

Hai, hai! Aku kembali lagi🤗

Selamat membaca!❤

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah dan berikan komentar, ya😉

Psstt ... kalau ada typo tandai, ya!✨

Dan perlahan kini kau pun pergi meninggalkanku yang telanjur rapuh. Bahkan, kau tak pernah hadir dalam mimpiku lagi. Aku hanya bisa menangisi tiap-tiap kenangan yang muncul kembali. Mereka menertawakanku karena aku masih menganggap kamu ada. Sebab kehilanganmu akan menjadi sedihku kemudian yang tak mampu aku relakan.Queen Brylee Juliana

Queen, Hanna, dan teman-teman yang lain telah sepakat untuk kerja kelompok di rumah Stevan. Beberapa dari mereka sudah ada yang tiba.

Hanna sudah selesai bersiap-siap. "Ma, Pa, Hanna berangkat dulu, ya," pamitnya menyalami tangan mama dan papanya.

"Inget, ya, pesen Mama. Jangan makan sembarangan, kamu baru masa pemulihan." Mamanya mengingatkan Hanna berulang kali karena anaknya itu kadang-kadang suka lupa.

"Iya, Ma." Hanna mengacungkan jempol.

Sesampainya di sana Hanna disambut oleh teman-teman yang lain, hanya tinggal Bian yang belum datang.

"Mana Bian?" tanya Ivan yang datang sebelum Hanna.

"Ah! Tukang karet mah nggak usah ditungguin," jawab Letta.

Laki-laki itu memang suka sekali dengan karet, bahkan ia menjadi ngaret setiap ada janji.

Stevan mempersilakan mereka untuk berkumpul di ruang musik milik keluarganya. Mereka kagum dengan ruangan yang dimiliki oleh keluarga Stevan. Stevan benar-benar kaya, batin mereka.

Bian baru datang dua puluh menit kemudian.

"Lo kemana aja, sih, lama banget?!" Teman-teman yang lain protes karena mereka harus menunggu Bian datang terlebih dahulu.

"Gue baru dateng kenapa dimarahin, sih?!" kata Bian tidak terima, mulutnya mengerucut.

"Udah nggak usah ribut," ucap Stevan menengahi. Ia mengomandoi teman-temannya dalam membagi tugas.

Saat mereka sedang membuat aransemen, asisten rumah tangga Stevan datang membawakan minuman dan camilan.

"Makasih, Bi," sahut mereka bersamaan.

Sejenak mereka melupakan tugas dan malah menghabiskan makanan yang sudah disiapkan. Camilan itu berupa kacang-kacangan, biskuit, cupcake, dan makanan kering lainnya.

Agar tenggorkan tidak kering, asisten rumah tangga Stevan juga tidak lupa memberikan minuman soda kepada mereka.

"Stevan, gue boleh minta air putih aja nggak?" pinta Hanna sedikit berbisik kepada Stevan. Hanna tidak suka dengan minuman bersoda. Rasanya aneh, seperti ada suatu sensasi di mulut.

Stevan mengangguk. "Boleh. Bentar gue ambilin."

Selagi Hanna menunggu Stevan membawakan air putihnya, ia memakan beberapa camilan. Hanna lupa kalau tidak boleh mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan garam tinggi.

"Queen, tolong ambilin cupcake itu dong," ucap Hanna meminta tolong. Queen pun mengambilkan Hanna cupcake.

Makanan yang mengandung tinggi gula menjadi salah satu pantangan bagi Hanna yang sedang dalam masa pemulihan setelah cuci darah. Hanna sakit, tapi tak ada satu pun teman yang mengetahuinya, termasuk Queen.

QUEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang