35. Fertig

483 30 28
                                    

Hai!

Ya ampun udah ending lho ini!😭

Seneng sekaligus terharu banget!🥺

Jangan lupa bintang di pojok kiri bawah dan tandai typo! 😉

Multimedia
Chen - Beautiful Goodbye

🔥 SELAMAT MEMBACA 🔥

Berakhir bukan berarti selesai. Berakhir menjadi tanda bahwa setiap kisah akan terus lanjut meskipun tidak tersampaikan melalui tulisan. Kisah ini akan berakhir sebagaimana mestinya. Biarlah semesta yang memutuskan dan takdir yang mengiyakan.

Queen berguling di atas kasur sejak beberapa menit yang lalu. Sejak tadi ia kesulitan memejamkan mata. Pikirannya terus melayang di beberapa hari belakangan.

Kejadian demi kejadian yang ia alami sungguh di luar dugaannya. Dari pengakuan kedua sepupu sahabatnya yang mengagetkan, kecemasan atas kondisi Adrian hingga perdebatannya dengan Dinda.

Bukan hanya itu, kini pikirannya juga mengarah pada sesuatu yang sering dialami oleh anak muda. Bagaimana rasanya dihadapkan dengan dua pilihan? Mana yang akan kamu pilih; melanjutkan kebersamaan dengan orang yang sudah lama mengenalmu atau membuat kisah dengan orang baru?

Bingung?

Queen juga sama bingungnya. Ia dihadapkan dengan dua pilihan. Dihatinya ada dua nama yang membuatnya bimbang. Queen ragu hatinya memilih siapa, bahkan mereka belum menyatakannya.

Apa dia bersalah atas kebimbangannya?

Gadis yang kini menggunakan kaus putih dengan celana hitam selutut mengacak rambutnya pelan. Besok adalah hari libur yang harus dimanfaatkannya dengan baik. Ia mengerjapkan mata secara berkala, tangannya memegang ponsel. Queen tidak pernah sebingung ini ketika hendak chat dengan Adrian.

Pintu terbuka tiba-tiba, membuat Queen menjatuhkan ponselnya ke kasur. Lianne melihat Queen yang cemberut sambil memegang dadanya.

"Ibu bikin kaget," keluhnya masih menepuk-nepuk dadanya.

Sedangkan Lianne malah terkekeh melihat tingkah anak sulungnya. Ia duduk di tepi ranjang yang ukurannya tidak terlalu besar.

"Belum tidur?" tanyanya.

Kehangatan keluarga yang dulu sempat padam kini hadir kembali. Tidak ada lagi bentakan mengerikan, tidak ada rasa iri hati, dan tidak ada rasa ingin mendominasi.

Kini semua kembali seperti yang seharusnya. Terima kasih kepada waktu yang sudah memberikan kesempatan bagi mereka untuk saling interospeksi diri.

Queen menggeleng. Wajahnya yang masih diliputi rasa bingung sambil buka-tutup menu ponsel, membuat Lianne bertanya-tanya, "Kenapa?"

"Apa?" balas Queen.

Ia heran, ibunya masih saja irit bicara.

Lianne menatap anaknya dengan sendu. Rasa bersalah di hatinya masih terasa. Ia mengangkat tangan, kemudian mengusap rambut panjang gadis itu. Sudah lama rasanya ia tak sedekat ini.

Queen mendongak. "Apa, Bu?"

Lianne menggeleng seraya tersenyum. "Nggakpapa."

"Ibu hanya ingat dulu waktu kamu masih kecil," lanjutnya.

Queen menipiskan bibirnya, ia agak enggan untuk nostalgia. Namun, ia penasaran dengan kisah cinta ibunya. "Hm ..., Bu?"

"Ibu sama ayah dulu kenapa bisa jatuh cinta?" tanya Queen. Matanya mengerjap, membentuk puppy eyes.

QUEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang