31. Menjenguk Adrian

140 28 19
                                    

Hai, maaf baru update sekarang🙈

Maaf, ya.

Oke. Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah dan tandai typo, yaa😉

🔥 SELAMAT MEMBACA 🔥

Kamu ... menghilang bagaikan kabut yang tidak bisa kugapai-setinggi apapun kedudukanku. Kamu menghindar ketika aku mendekat. Kamu menolak apa yang telah aku berikan sepenuhnya, bahkan hatiku. Bodohnya, aku mengatakan bahwa semua baik-baik saja.

Pagi ini kediaman Kirana sudah disibukkan dengan aktivitas menantu dan kedua cucunya. Anna dan Queen sedang bersiap untuk berangkat sekolah, sedangkan Lianne hendak berangkat kerja. Mereka sedang berkutat dengan sarapan masing-masing.

Anna berangkat lebih dulu karena ia menggunakan bis sekolah, disusul Queen yang berangkat menggunakan ojek online, sedangkan Lianne yang masih menata barang bawaannya.

"Ibu, Lianne berangkat dulu, ya." Lianne mencium pipi kanan dan kiri ibu mertuanya yang sedang membaca majalah.

Kirana mengangguk. "Hati-hati," pesannya.

Lianne berangkat menggunakan ojek online, seperti Queen. Lianne memilih bekerja sebagai petugas laundry di sebuah apartemen setiap pagi hingga siang. Ia akan menjadi waitress ketika hari menjelang sore hingga malam hari.

Dia baru mendapatkan dua pekerjaan itu ketika Kirana membawanya serta Anna ke rumah. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain bekerja. Utangnya pada ibu mertua sudah menumpuk dan ia harus segera melunasinya. Meskipun dikatakan tidak mampu, ia tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai ibu sekaligus ayah bagi kedua anaknya.

Ia menginjakkan kaki di halaman depan sebuah apartemen mewah bernama Orlion Land. Kabarnya, apartemen itu dimiliki oleh seorang pengusaha beranak satu alias duda beranak. Gosip itu sudah berembus jauh sebelum Lianne bekerja di sana. Namanya juga anak baru, Lianne tidak begitu tertarik dengan gosip recehan seperti itu. Fokusnya hanyalah bekerja dan bekerja.

"Lianne, setrika tumpukan baju ini!"

"Lianne, susun dan bungkus pakaian ini!"

Ia mengernyit, mengapa tugas-tugas ini ia yang melakukan? Tugasnya yang sesungguhnya hanya menimbang dan menjadi kasir di bagian depan. Namun, entah mengapa hari ini manager itu menyuruhnya ini dan itu. Ke mana pekerja yang lain? Apakah ia digaji ekstra di sini? Lucu sekali.

Lianne berusaha secepat dan serapi mungkin menyelesaikan pekerjaannya. Satu jam lagi ia sudah harus berada di tempat kerja yang kedua. Memang jarak antara keduanya tidak terlalu jauh, tetapi Lianne tidak mau mengambil risiko kalau terlambat lagi. Sudah cukup kemarin yang pertama dan terakhir.

"Tiara, saya sudah selesai. Bisakah saya pergi sekarang?" Lianne menghampiri manager laundry yang sedang duduk dan membaca beberapa berkas di komputer.

Sejenak ia mendongak dan mengiyakan pertanyaan Lianne.

Lianne bergegas menuju sebuah resto yang jaraknya tidak jauh-masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Dengan tidak beruntungnya, ia malah hampir tertabrak sebuah mobil mewah yang baru mau masuk basement. Ia mengelus dadanya sabar.

Pengemudi itu keluar dari mobil dan mendelik-menajamkan penglihatannya. "Kamu?!"

Syok. Satu kata yang membuat Lianne menghela napas lelah sekaligus kesal. Tidak lagi dengan pertemuan tidak terduga ini.

***

Hari yang melelahkan. Pelajaran olahraga sangat tidak disukai oleh kaum perempuan di kelas 10-8. Bukan hanya karena panas, melainkan mereka sangat-sangat mager alias malas gerak. Lebih baik menjadi penonton anak laki-laki yang asik bermain bola.

QUEEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang