Hai🙈
Seperti biasa, tolong tandai kalau ada typo dan jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah😉
🔥 SELAMAT MEMBACA 🔥
Sesuatu yang terlalu diharapkan nyatanya berujung menyesakkan. Maka tolong, siapapun, ajarkan aku untuk tidak mengharapkan sesuatu. – Aurel Darla Myesha
Adrian dan Queen sampai di rumah dengan selamat. Mereka sudah disambut nenek yang sedang menyiram tanaman dan Anna yang sedang membantunya. Anna terlihat bingung dengan kedatangan laki-laki yang datang bersama kakaknya.
"Oh, kalian sudah pulang, ya?" Kirana menyapa keduanya yang baru saja melepas helm.
Adrian mengangguk dan tersenyum. "Iya, Nek."
Anna masih menatap Adrian bingung. Adrian yang menyadari itu kemudian mengulurkan tangannya hendak memperkenalkan diri. "Gue Adrian, sahabat kakak lo, kalau lo lupa."
Anna menjabat tangan sahabat kakaknya dan manggut-manggut. "Oh. Gue Anna."
Adrian mengangguk, dia sudah tahu. Dia kan pernah bertemu dengan Anna dan ibunya saat mengantar Queen ke peristirahatan terakhir Hanna.
Kirana mempersilakan Adrian masuk karena sebentar lagi makan malam yang dibuat Lianne siap. Adrian mengangguk dan dengan senang hati ikut makan malam bersama keluarga kecil sahabatnya. Ia duduk di ruang tamu, sedangkan Queen ke kamar untuk membersihkan diri.
Adrian menunggu Queen sambil melihat-lihat isi ruangan itu. Kondisinya masih tidak jauh dari terakhir ia main ke rumah ini. Hanya ketambahan beberapa ornamen dan foto keluarga yang menghiasi ruang tamu.
Adrian menyunggingkan senyum. Dia ikut senang keluarga Queen sudah kembali seperti dulu, meski tidak lengkap. Setidaknya sahabatnya itu tak lagi merasa kesepian, Adrian ikut bahagia akan perubahan Queen.
"Adrian, ayo sini." Kirana memanggilnya dari ruang makan. Adrian menuju ruang makan bersamaan dengan Queen yang sudah selesai mandi. Wangi.
Adrian memundurkan kursi untuk Queen duduk. Betapa gentleman-nya Adrian sehingga membuat Kirana dan Lianne saling melirik. Sebenarnya perlakuan Adrian membuatnya tersipu, tetapi ia berusaha untuk terlihat biasa saja.
Sekilas, ia melirik ibunya yang sedang memperhatikan Adrian. Ibunya sedang menilai Adrian. Meski dulu mereka sudah saling mengenal, tetapi dulu mereka tidak dekat. Queen rasa ibunya tidak begitu suka karena mungkin belum saatnya ia merasakan jatuh cinta.
Mereka makan dengan tenang, sesekali Anna memuji Lianne karena rasanya yang begitu pas di lidahnya. Sedangkan Kirana sesekali bertanya mengenai kegiatan Adrian di sekolah. Laki-laki yang masih menggunakan seragam itu sudah dianggap cucunya sendiri.
Setelah makan, Queen membantu Lianne membersihkan piring kotor dan merapikan meja makan. Kirana mengajak Adrian dan Anna ke ruang tengah untuk menonton acara televisi.
Belum ada sepuluh menit, Adrian sudah pamit pulang. Tadinya Kirana melarang, tetapi Adrian memiliki tugas yang harus diselesaikan. Mau tidak mau Kirana harus merelakannya pulang.
Queen mengantarnya sampai gerbang. Sebelum Adrian benar-benar melaju, Queen memberitahukan sesuatu, "Lucas sama Aurel ngajak gue ke makam Hanna. Mereka bilang orang tua Hanna juga bakalan datang. Lo mau antar gue, nggak?"
Adrian menggeleng. "Sorry. Gue mesti latihan, bentar lagi, kan, pekan olahraga SMA Pegasus."
Adrian benar-benar ingin mengantar gadis itu, tapi latihan sepak bola akan dimulai besok. Adrian tidak bisa seenaknya izin begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN ✔
Teen Fiction[COMPLETED] Queena Brylee Juliana harus berurusan dengan masa lalu. Gadis yang masih menginjak bangku SMA ini harus siap menerima konsekuensi dari perbuatannya-yang bahkan tidak ia lakukan. Belum lagi persahabatan yang dinodai dengan sebuah perasaan...