Hai!! Aku kembali dengan bab baru!🌻
Langsung klik bintang di pojok kiri bawah yepp👉👈
Psstt ... tandai typo, ya!😉
Jangan lupa baca curhatan Venus di akhir bab ini, ya!!💙
🔥 SELAMAT MEMBACA 🔥
Semuanya jadi terasa lebih indah, ya? Ternyata begini rasanya memaafkan dan mengikhlaskan. Tidak ada lagi luka yang akan menganga, tidak ada lagi ketakutan dan kecemasan yang menegangkan. Tidak ada lagi kesakitan yang akan terus kutangisi. Semuanya jadi lebih berwarna sekarang.
Pagi ini cuaca cerah. Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Jalanan pagi ini juga cukup padat karena akhir pekan sudah selesai. Para pekerja dan pelajar kembali ke rutinitasnya masing-masing. Tak sedikit juga yang mengeluhkan kemacetan, apalagi ini hari Senin. Hari di mana para pelajar melaksanakan upacara bendera. Mereka paling anti yang namanya upacara bendera, apalagi kalau cuaca panas begini.
"Nada, Mika!" panggil Queen menuju barisan kelasnya.
Lima menit lagi upacara bendera akan segera dimulai. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Pak Dodit, sudah memberi peringatan kepada setiap kelas untuk membuat barisan dan ketua kelas wajib bertanggung jawab atas barisannya.
"Queen, sini!" Nada melambaikan tangannya.
Barisan terdiri dari tiga banjar. Nada, Mika, dan Queen berdiri bersebelahan. Untungnya Queen tidak terlambat datang dan bisa segera menyesuaikan diri dengan barisan yang sudah terbentuk.
"Gue pikir lo telat, Queen," bisik Nada pada Queen . Ia berada di tengah-tengah Mika dan Queen.
"Hampir," balas Queen yang juga berbisik.
Yang dikatakan Queen memang benar adanya. Tadi Adrian terlambat menjemput Queen. Laki-laki itu lupa kalau pagi ini ada upacara bendera. Untunglah Adrian jago mengendarai motor sehingga bisa menyalip ke kanan dan ke kiri dengan gesit. Tapi Queen tidak mau lagi dibonceng lagi olehnya kalau laki-laki itu ngebut.
"Ngebut tapi tepat waktu atau biasa aja tapi telat? Lo mau dihukum Pak Dodit? Gue sih enggak." Begitu alasan Adrian ketika Queen mengomelinya sepanjang jalan.
Beruntung Adrian tidak membuat jantung Queen berpindah tempat gara-gara aksi kebut-kebutannya itu. Ingin sekali memaki Adrian, tapi Queen sudah tidak ada waktu lagi–upacara akan segera dimulai.
"Upacara bendera hari Senin tanggal enam Juli 2020 akan segera dimulai. Masing-masing pemimpin pleton menyiapkan barisannya." Suara protokol upacara bendera menginterupsi kegiatan peserta upacara yang masih bisik-bisik.
Pemimpin pleton memasuki lapangan upacara dengan langkah tegap. Petugas kali ini adalah pasukan inti baris-berbaris kelas dua belas—artinya hari ini adalah hari terakhir mereka bertugas dan menjabat sebagai pasukan inti aktif. Setelah ini mereka akan disibukkan dengan pelbagai latihan soal untuk persiapan masuk universitas.
"Pemimpin pasukan memasuki lapangan upacara."
Dengan gagah, pemimpin pasukan menyiapkan semua barisan peserta upacara. Setalah itu, pembina upacara memasuki mimbarnya. Kali ini, upacara dipimpin oleh kepala sekolah. Suatu hal yang menarik karena biasanya yang menjadi pembina upacara adalah wakil kepala sekolah.
"Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya."
Setelah protokol upacara membacakan poin tersebut, pemimpin upacara berseru, "Kepada bendera merah putih ... hormat ... GRAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN ✔
Roman pour Adolescents[COMPLETED] Queena Brylee Juliana harus berurusan dengan masa lalu. Gadis yang masih menginjak bangku SMA ini harus siap menerima konsekuensi dari perbuatannya-yang bahkan tidak ia lakukan. Belum lagi persahabatan yang dinodai dengan sebuah perasaan...