Bukankah seharusnya cinta memang seperti itu?
Memberikan senyum untuk dia yang teramat kita cintai,
Meski diam-diam menumpuk rasa sedih dalam hati.-Tiyo Andreas
"Tiyo" Ujar raya, raya terkejut ketika melihat tiyo berada disini. Bahkan tiyo kini sudah berada tepat di depannya saat ini.
"Hay ray"
Lelaki itu tersenyum kepadanya, tapi raya tau, bukan senyum hangat seperti biasanya, melainkan senyum kekecewaan.
"Kamu ngapain disini?" Pertanyaan bodoh yang dilotarkan raya membuat tiyo semakin curiga. Gadisnya itu seolah olah tidak menyukai tiyo berada disini.
Tiyo lalu tersenyum dan menjawab "Aku abis beli ini" tunjuk tiyo pada paperbag berisi makanan yang tadi dia beli "Bunda gak masak, abis dari airport jemput papah pulang dari jepang, ngurus bisnis disana. Makanya aku beli makanan buat aku, troy, bunda sama papah."
"Maaf ya yo, aku gak tau kalau papah kamu pulang" Ucap raya lalu tangannya meraih tangan tiyo untuk digenggam.
"Iya gapapa sayang. Aku tau kamu sibuk. Sampai gak ngabarin aku seharian" Ucap tiyo seperti menyindir raya secara halus.
"Ekhmm" Akhirnya dito bersuara, Tiyo dan raya kompak menengok kearahnya, sepertinya kehadiran dia diantara raya dan tiyo akan merusak suasana, lalu dito berinisiatif beranjak pergi.
"Gue balik duluan deh ray." Ujar dito lalu mengeluarkan uang 3 lembar seratus ribuan dari dompetnya, untuk membayar makanan serta minuman yang tadi dia pesan bersama raya.
"Gue aja yang bayar makanan tadi yang dipesan raya. Raya pacar gue, kalau lo lupa." Ujar tiyo bernada sinis, dan menatap dito tidak suka. Kilatan marah dimata tiyo belum hilang sepenuhnya.
"Gak mau sekalian bayarin gue?" Tanya dito dengan muka menjengkelkan, lalu dito pergi dari hadapan raya dan tiyo.
"Kamu salah paham. Aku bisa jelasin semuanya." Ujar raya menatap manik mata tiyo.
Tiyo mengangguk, lalu membawa raya menuju kasir untuk membayar makanan serta minuman yang tadi raya pesan.
Setelah itu raya dan tiyo keluar dari kafe, menuju motor tiyo yang terparkir di area kafe itu.
"Tiyo, aku mau jelasin." Kata raya sambil mencekal tangan tiyo yang akan menaiki motornya.
"Kamu gak usah jelasin. Lupain kejadian tadi, anggap aja gak pernah terjadi apa apa. Aku percaya kamu, kamu gak akan selingkuh dari aku. Hubungan aku sama kamu udah lama ray, jangan karena hal tadi, kita jadi renggang." Ujar tiyo lalu memeluk raya. "Aku anterin kamu pulang ya."
Hatinya menghangat, tiyo benar benar mencintainya begitu tulus.
Setelah itu tiyo melepas pelukannya, lalu menatap raya dengan penuh makna. "Tapi aku boleh minta sesuatu dari kamu?"
Raya mengangguk. Tiyo tidak pernah meminta atau menuntut apapun darinya, Dan saat tiyo sekarang meminta sesuatu, sudah pasti raya akan memberikannya.
"Sayang, aku cuma minta kamu kabarin aku terus bisa?" Ucap tiyo dengan nada yang sedikit bergetar. Tiyo sangat takut kehilangan raya. Raya adalah cinta pertamanya, maka dari itu tiyo bucin sekali kepada raya.
Raya tersenyum, ternyata sesuatu yang diinginkan tiyo sangat sederhana. "Iya pasti. Makasih udah selalu ngertiin aku, dan bertahan sejauh ini" Ucap raya, lalu raya berjinjit untuk menyamakan tingginya dengan tiyo, lalu... "Cup." Raya mencium pipi tiyo sekilas.
Tiyo terkejut mendapati raya yang tiba tiba menciumnya. Ini kali pertama raya menciumnya, sejak 2 tahun mereka berpacaran.
Kedua pipi mereka merona merah, tapi tidak bertahan lama. Mereka berdua bisa mendalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Novela Juvenil[Tidak ingin baper? JANGAN BACA!] [On Going] Update seminggu dua kali ya😚 Lyla Angela, perempuan bermata coklat cerah, mempunyai lesung pipit dipipi sebelah kirinya, serta memiliki senyum yang sangat manis. seorang perempuan cerewet. Egois. Keras k...