5. Calon?

924 157 35
                                    


Kalo ada typo kasih tau ya gaess ....

Happy reading 😘

🍅🍒

Angin malam menerpa wajah tampan seorang pemuda. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku jaket. Ia sedang berjalan di jalanan komplek bersama seorang gadis cantik yang sedang memegang keranjang buah.

"Sasuke, beneran nggak ngerepotin, 'kan? Nggak ada yang marah, 'kan?" tanya gadis itu, was-was. Matanya terus bergerak gelisah.

Sasuke tersenyum tipis. "Nggak, Ta. Nggak ngerepotin dan nggak bakal ada yang marah," ujar Sasuke menenangkan.

Entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada seseorang yang tidak ia temui beberapa minggu ini. Kesibukannya di cafe membuat waktu bertemu mereka berkurang. Belum lagi dengan kesibukan sang gadis yang juga tak bisa di ganggu gugat.

Hinata, gadis yang bersama Sasuke itu masih belum tenang, sedangkan Sasuke menatap datar jalanan komplek.

***

Sakura menikmati embusan angin malam di jalanan komplek menuju rumah Ino. Dari jauh, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal dari arah berlawanan.

"Bang Sasuke?" gumamnya pelan. Ia memastikan kembali pandangannya yang mungkin saja salah. "Wah bener! Abang!"

...

Sasuke berjalan ditemani Hinata yang masih sedikit was-was. Sebentar lagi tujuan mereka akan sampai.

"Abang!"

Samar-samar Sasuke mendengar seseorang berteriak. Ia tak acuh, mungkin saja itu bukan panggilan untuknya.

"BANG SASUKE!"

Ok, kali ini panggilan itu benar-benar tertuju padanya. Sebuah motor matic yang sudah ia kenal berhenti di dekatnya tak lama kemudian.

"Abang ganteng, Kakak cantik, mau pada kemana, nih? Malem seninan, ya?" tanya Sakura ceria setelah memberi salam sebelumnya.

"Mau ke--"

"Kepo banget, sih, lo. Lo sendiri mau kemana? Bukannya besok kerja?"

Ucapan Hinata terpotong oleh Sasuke. Wajah ceria yang sudah Sakura pasang dengan baik hancur seketika. Ia merengut kesal. "Jutek banget sih, Bang! Biasa aja kan, bisa!"

Sasuke tak acuh. Ia hendak melanjutkan langkahnya tapi, terhenti karena jari mungil Sakura menarik bahan di bagian lengan jaket Sasuke.

"Kenapa?" tanya Sasuke.

Sakura mendekat ke arah telinga kanan Sasuke. "Bang, itu ... siapa? Calon?"

Sasuke melirik ke arah Hinata yang hendak menjawab pertanyaan berupa bisikan--menurut Sakura--sekilas.

"Bu--"

"Iya. Dia calon."

Mata Sakura berkedip beberapa kali. 'Aku nggak salah denger kan, ya? Kuping aku nggak harus di bawa ke spesialis THT, 'kan?' Sakura membatin.

Ia masih ingat akan perkataan pemuda itu beberapa tahun silam, ucapan yang selalu Sakura pegang teguh kepercayaannya sejak pemuda itu mengatakannya sehari sebelum IdulFitri hingga hari ini.

"Gue bakal nunggu lo. Sampe lo siap."

Lalu, ini apa?

"Hah?"

Hanya itu tanggapan yang Sakura ucapkan. Apa ini rasanya diberi harapan palsu yang orang-orang katakan?

Hinata melotot saat ucapannya terpotong oleh Sasuke. Terlebih lagi dengan jawaban yang diutarakan pemuda itu. Ini salah! Sangat salah bahkan. Ia harus meluruskan kesalahpahaman ini. Sebelum semuanya semakin rumit.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang