10. Seuhah

419 93 19
                                    



Pak satpam
bawa kayu
Yang komen
I love you

Bi Esih
beli kaca
Terima kasih
yang udah baca
.

.

****

Sreng!

Bau bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri dan kencur menyerbak memenuhi dapur cafe. Seorang laki-laki paruh baya nampak lihai menggoreng bumbu tadi. Beberapa orang dapur termasuk juru masak terbatuk-batuk dan bersin saat ia memasukkan cabai merah halus dan cabai bubuk.

"Hatcuuuh! Udah berapa kali gue bersin hari ini? Tapi ini paling parah, nyengat banget pedesnya." Seorang karyawan yang dekat dengan juru masak berkomentar.

"Makanya jangan deket-deket! Si Bos nih yang pesen. Buat temennya katanya."

"Bos kan lagi di kasir, Mang. Mana sempet kemari dia kalo udah di kasir."

"Adiknya Bos maksud mang Uci."

Tangan si juru masak kini mengiris bakso, sosis, kol, dan sedikit daun bawang setelah ia memasukan air, satu butir telur, kerupuk dan makaroni. Saat telur matang, ia tinggal menambahkan semua bahan yang tadi diiris dan mie. Ia juga memasukkan gula, garam, dan sedikit penyedap agar masakannya berasa. Aduk sampai merata, kemudian taruh dalam mangkuk jumbo. Sebagai tahap akhir, mang Uci menambahkan suiran ayam goreng dan pangsit goreng.

Seblak pedas spesial porsi jumbo siap disantap.

****

"Mbak Ayame, biar saya aja yang bawa."

Ayame yang hendak membawa pesanan Sakura dicegat Sasuke di pintu dapur. Gadis itu sedikit terkejut.

"Eh, biar saya aja yang bawa. Udah tugas saya."

Ayame jadi tidak enak hati. Walaupun bukan bos, Sasuke kan adiknya bos.

"Nggak apa-apa, Mbak. Nih, cewek satu kadang suka nyakar orang soalnya," pinta Sasuke sedikit memaksa.

Mau tidak mau, Ayame menyerahkan nampan berisi semangkok seblak dan segelas susu coklat itu ke tangan Sasuke.

"Maaf, ya, Sasuke. Jadi ngerepotin."

"Nggak apa-apa, Mbak."

***

"Nih, pesenan lo."

Pemuda itu duduk di hadapan Sakura dan Ino yang sudah tenggelam dalam tugas. Kacamata anti radiasi berframe hitam bulat menghiasi wajah Sakura. Gadis itu nampaknya masih larut dalam tugas. Makanan yang tadi dipesan juga sudah habis, hanya menyisakan es capucino cincau yang warnanya sudah pias.

Diam-diam, Sasuke mengabadikan wajah Sakura yang memakai kacamata di ponselnya. Pemuda itu menopang dagu sambil menatap gadis manis di depan sana lekat-lekat. Lumayan, mumpung belum sadar, pikirnya.

"Aku mencium bau-bau makanan surga," ucapnya saat aroma seblak menyapa hidung. Mata jernih gadis itu masih fokus pada layar laptop yang menampilkan tabel jurnal umum. Pikirannya masih nyambung dengan tugas yang jumlahnya sebanyak lima nomor tapi beranak-pinak.

Tidak ingin tertangkap basah, Sasuke segera membuka ponsel, pura-pura sibuk dengan dunianya sendiri.

Ino langsung melirik ke arah depan saat Sakura berkata seperti itu.

"Ra, seblaknya udah dateng, tuh."

"Tanggung, No. Nomer 1 satu tinggal tiga kasus lagi, nih."

"Cepet banget, gue baru lima malah."

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang