7. Malam Jumat

829 148 27
                                    

Happy reading ...

🍅🍅🍅

Tidur sebelum melaksanakan solat Isya memang tidak baik sehingga Allah dengan perhatiannya mengingatkan kita dengan cara apapun. Misalnya, jatuh dari ranjang agar kita bangun dari mimpi yang membuat lalai. Seperti yang terjadi pada Sakura tadi, walaupun terasa nyeri, gadis itu harus berterima kasih.

Sempoyongan, Sakura mencoba bangun setelah acara jatuh dari atas ranjang. Mimpi itu ... benar-benar terasa nyata!

Gadis itu meringis. Ia menyentuh punggung yang terasa sakit akibat mencium lantai. Sepertinya, ada lebam di sana.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

'Astagfirullah ...'

Sakura mencoba untuk tidak memaki saat pantatnya sedikit lagi menyentuh kasur. Nyeri di bagian belakangnya makin terasa. Punggungnya butuh sandaran!

"Siapa, sih, yang telepon malem jumat gini?" ocehnya diikuti ringisan. Ia melangkah mengambil ponsel yang ada di atas meja belajar.

Calon Imam❤ memanggil ....

Dada Sakura berdebar kencang saat layar ponselnya menampilkan nama itu. Desiran hangat menyeruak bersamaan dengan rasa senang dan malu. Orang yang hadir di mimpinya tadi, sekarang hadir di ponselnya. Ragu-ragu tapi mau, ia mengusap layar ke atas menerima panggilan.

Assalamualaikum ....

Sakura tersenyum lebar hingga gigi kelincinya terlihat saat suara bariton itu menyapa telinga.

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh!" Sakura menjawab salam singkat Sasuke dengan lengkap dan semangat.

Pos, bulan depan abang gue nikahan.

"Kebiasaan! Nggak pake basa-basi dulu, Bang?" Ia bertanya dengan mimik sedikit kesal. Gadis itu ingin mencakar wajah pemuda tampan di seberang komplek sana yang selalu to the point ketika menelepon. Ekspresi malu-malu tapi maunya sudah lenyap.

Basi.

'Bener-bener minta dicakar!'
gerutunya dalam hati. 'Sabar Sakura ... biar makin cantik.'

Gadis itu berdehem kemudian memainkan kuku jari. "Sama siapa nikahnya, Bang?"

Sama temen sendiri, temen dari kecil. Nggak nyangka gue, sering ribut padahal.

Sakura tersenyum mendengar nada bicara Sasuke. Sepertinya, pemuda itu benar-benar terkejut. Ah ... Sakura jadi ingin lihat ekspresi Sasuke sekarang.

"Ya namanya juga jodoh. Kalo udah ditakdirkan bersama, nggak bakal kemana, Bang. Sama kayak jodoh aku," jawab Sakura dengan mantap.

Kalo kemana-mana dulu?

"Jodohnya ganjen!" Gadis itu terkekeh mendengar jawabannya sendiri.

Lu ngatain gue ganjen?

Sakura berhenti tertawa. Satu alisnya terangkat merasa heran. "Emang Abang jodohnya aku?"

Mungkin di sebrang sana, Sasuke sama herannya dengan Sakura.

Lu pengen gue berjodoh sama cewek lain, Pos?

Pertanyaan Sasuke sukses membuat Sakura melotot "Ya nggak, lah! Enak aja!" Ia menarik napas banyak-banyak lalu membuangnya kasar. Membayangkan Sasuke berjodoh dengan gadis lain membuatnya tiba-tiba ingin mencakar wajah Abang Sasori! "Susah-susah mancing, malah lepas. Kan, nggak asik!" Entah kenapa Sakura jadi ngegas.

Raut kesal gadis itu kembali berubah heran. "Kenapa malah ketawa? Ada yg lucu, ya?"

Hahaha ... marah lo lucu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang