Happy reading and enjoy it❤
🍅🍒🍅🍒
"Bang, gue ke toilet dulu. Mumpung udah nggak terlalu rame."
Itachi yang sedang sibuk menghitung hanya mengangguk sekilas. "Totalnya 48 ribu, ya, Mbak."
Sasuke menepuk bahu Sai pelan yang dibalas anggukan juga oleh Sai. Untuk karyawan baru, pemuda putih itu sudah lumayan lihai meracik kopi. Abangnya memang selalu teliti dalam hal ini.
****
Sasuke sudah selesai dengan urusannya di kamar mandi. Ia masuk ke ruangan kakaknya sekedar duduk melemaskan otot kaki yang kaku. Bahunya sedikit pegal.
Malam Minggu memang selalu ramai, tapi minggu ini sedikit lebih ramai dari biasanya. Sasuke mengucap syukur atas rezeki dan segala nikmat yang sudah Tuhan berikan hari ini. Mata hitamnya menatap langit-langit ruangan. Pikirannya melenggang kemana-mana. Teringat dengan seseorang, pemuda itu merogoh saku kemeja.
'Tuh, anak lagi apa ya?' batinnya. Sedang memikirkan seseorang ternyata.
Sasuke membuka aplikasi WA. Jarinya dengan lancar mengetik nama seseorang, kemudian menghapusnya kembali.
'Ntar aja deh, gengsi.'
Halah, lagakmu itu loh Sas. Tidak ada kata gengsi diantara rindu dan kangen.
Ibu jarinya bergulir ke kanan. Kontak dengan nama Te Pos<3, nama yang dicarinya tadi, muncul di layar. Penasaran, Sasuke membuka status milik orang itu dan membaca keterangan di bawahnya. Orang itu memposting sebuah foto.
Te Pos<3
3 menit yang lalu.............................
. Anggep aja .
. ini fto ino .
. ya gaes 😂 .
............................Malam minggu nugas terus sampe nganga 😱 gas terus ... Mumpung gratisss😂
Sasuke tertawa pelan. Rasa lelahnya sedikit berkurang. Matanya memicing saat melihat bagian belakang objek foto Sakura. Ia tidak asing dengan gaya tulisan di dinding pada tempat itu pun dengan kursinya. Yakin dengan pikirannya, ia keluar dari ruangan Itachi.
Dapat ia lihat, gadis mungil berjilbab hitam sedang tertawa puas sedangkan temannya, yang menjadi objek foto tadi, terlihat berusaha hendak merebut ponsel Sakura.
"Ra, hapus ih!" rengeknya setelah membuka ponsel dan melihat fotonya di status Sakura.
"Nggak. Hahaha."
Sakura masih tertawa lepas. Beberapa orang terlihat penasaran dengan kelakuan dua orang gadis itu. Mereka melihat, kemudian tersenyum geli. Ada-ada aja, pikir mereka.
Sasuke dengan pesonanya berjalan mendekati meja itu. Beberapa pasang mata gadis menatapnya damba. Kedua gadis itu masih dalam aksi rebut-merebut.
"Maling," ucap Sasuke.
Kedua gadis itu sontak terdiam. Keduanya kompak menatap sumber suara. Ino terkejut bukan main karena tahu adik dari bos cafe ini berdiri di depannya. Ia sudah menyiapkan banyak kata maaf untuk mewakili Sakura atas semua kelakuannya.
"Ma-"
"Bang Sasuke? Ngapain di sini? Ngikutin aku, ya? Ngaku!"
Ucapan Ino terpotong oleh pertanyaan luar biasa Sakura. Mata gadis berkulit putih itu melotot. 'Nih anak!'
"Lo harus ngaku dulu, lo mau nyolong di sini."
'Nyolong hati gue'
Entah kenapa, saya sebagai yang nulis nulis cerita ini, geli banget pas Sasuke ngebatin begini.
Sakura yang tidak tau maksud maling yang Sasuke ucap, sontak melotot tidak terima. Tangan kanannya mengepal dengan wajah memerah.
Brak!
Sasuke, Ino, karyawan dan pengunjung lain terkejut mendengar gebrakan meja. Suasana tempat Sakura dan Ino duduk lenggang sejenak.
"Heh, enak aja! Pesenan aja belum dat-- Aw! Sakit, No!" Si pelaku gebrakan mengeluh kesakitan saat mendapat hadiah cubitan di paha kirinya.
"Nong, bisa kan nggak pake gebrak meja? Bikin malu tau!"
Ino gemas dengan tingkah sahabatnya kali ini. Ketimbang gebrakan meja tadi siang, ini lebih memalukan karena bangunan cafe ini tidak seluas kantin kampus. Otomatis jarak antara tempat duduk satu dengan yang lain menjadi lebih dekat. Suara gebrakan tidak terdengar terlalu kencang memang, tapi cukup membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Gimana nggak kesel? Nih abang satu nuduh aku maling! Aku tuh nggak bisa diginiin ...," sungut Sakura. Matanya menatap tajam Sasuke yang masih kena terapi kejut.
"Bener-bener cewek monster," gumam Sasuke pelan. Tapi ....
"Tuh, No! Dia nyebut aku monster pula!"
Pendengaran Sakura masih tajam untuk mendengar suara berat pemuda itu.
"Udah, Nong .... lu buang tenaga aja pake marah-marah segala. Tugas nggak kelar baru tau rasa. Tiga hari lagi harus dikumpulin, nih."
Sepertinya, ucapan Ino menyadarkan Sakura. Gadis itu nampak memejamkan mata sambil mengatur ritme napasnya yang sempat memburu.
Santai, Ra ... santai .... Ingat, orang indonesia terkenal dengan kesantuyannya.
"Huuft ... makasih, ya, No. Kamu udah ingetin aku tentang tugas. Kalo nggak ...," Sakura melirik sinis Sasuke yang masih menatap datar dirinya, "udah di garuk pake garpu muka abang ganteng satu ini."
Dalam situasi seperti ini, Sakura sempat memuji. Ishh ...
Ino mengelus dada. Bersyukur sahabat popoknya sudah lebih tenang sekarang. Para penonton kembali sibuk dengan urusan masing-masing.
"Sama-sama. Mending kita makan dulu, Ra. Lo abis buang tenaga, otak lo makin lemot mikir nanti. Kasian juga, tuh, Mbak-mbaknya bediri terus nunggu lo kelar marah. Maaf ya Mbak?"
"Iya, Kak. Nggak apa-apa." Karyawan bernama Ayame itu tersenyum canggung. Ia segera meletakkan pesanan Ino dan Sakura kemudian pergi setelah sebelumnya sedikit membungkuk di hadapan Sasuke.
"No, kayaknya segini kurang, deh." Sakura menunjuk pesanannya.
"Terus, lo mau pesen lagi?"
Sakura mengangguk. Ia menunjuk wajah Sasuke tepat di hidung mancung pemuda itu.
"Aku mau minta pertanggungjawaban abang yang udah nuduh aku maling dan nyebut aku monster."
Sasuke menaikkan satu alisnya. "Kan bener. Lo udah nyolong kuota WiFii cafe dan tenaga lo emang kayak monster dari dulu."
'Tapi gue suka.' Sasuke membatin lagi.
Ino yang merasa akan ada drama kembali segera memakan kentang goreng dan menyeruput es jeruknya. Itung-itung film gratis.
"Yang nyolong WiFii bukan cuma aku, ganteng .... Tuh, liat! Banyak yang pake juga. Malah lagi pada Tektok-kan pula."
Benar juga ucapan Sakura. Ada banyak yang memakai fasilitas free WiFii-nya di cafe ini. Mulai dari yang berpasangan hingga yang kumpul bersama teman. Sebenarnya, tuduhan maling yang ia tudukan pada Sakura hanya kata iseng saja. Tidak mungkin kan seorang Uchiha Sasuke sekonyong-koyong datang menemui gadis yang statusnya bukan siapa-siapanya? Gengsinya sebagai orang tampan sangat dijunjung tinggi. Bisa langsung diketahui bahwa ia punya hati pada gadis luar biasa ini nanti, dan kakaknya tidak akan berhenti menggoda.
Tidak ingin ada gebrakan meja lagi, Sasuke mengiyakan permintaan Sakura. Itung-itung traktir calon istri, pikirnya.
"Oke, lo mau apa?"
Mata cerah Sakura berbinar.
"Seblak pedes porsi jumbo, minumnya susu coklat, nggak pake bayar. Gratis!"
To Be Contiune ...
Mantap Ra😂
Seblak lovers mana suaranyaaa?Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, jaga kesehatan dan jangan lupa bersyukur untuk hal sekecil apapun.
Salam dan sun jauh dari akoh😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction"Kalo dia emang ditakdirkan berjodoh, pasti nggak bakal kemana-mana, Bang." "Kalo kemana-mana dulu?" "Jodohnya ganjen!" *** DESTINY sequel Kolak Cinta Bang Sasuke Disclaimer : Masashi Kishimoto Alternative universe love story of SasuSaku.