3. Pesan Pertama

935 169 28
                                    

Ramadhan kali ini cuacanya syandu sekali. Full mendung gerimis dari pagi sampe sore.
Stay healthy gaes ....


Happy reading


Tan-tan, minta nomer Abang Sasuke!

"Gue nggak kenal siapa itu Abang Sasuke dan sekali lagi, GUE TENTEN! BUKAN APLIKASI BIRO JODOH!" Tenten kesal bukan main. Sahabatnya ini memang benar-benar luar biasa menyebalkan. "Minta besok di sekolah kan bisa, Ra ... harus banget sekarang, ya?"

Hehe maaf Tenten, abisnya aku lagi bener-bener butuh banget itu nomer.

Alis kiri Tenten naik. "Lo mau nagih utang, Ra? Tumben banget sampe segitunya. Biasanya juga ogah-ogahan."

Iih ... nggak lah .... Nomer itu penting banget buat aku, buat masa depan. Boleh, ya? Ya? Please ....

Mendengar Sakura memohon-mohon seperti itu, membuat Tenten merasa kasihan. Namun, seringai dan tatapan jahil muncul di wajah Tenten tiba-tiba. Kerjain, ah ....

Gadis itu menghela napas dan mengembuskannya pelan. "Oke, gue bakal kasih," tukasnya jelas.

Wah ... makasiiih, ditunggu ya, ass-

"Tapi ada syaratnya. Lo harus gantiin pulsa yang tadi sore, deal?" tawar gadis itu memotong ucapan Sakura.

Oke. Berapa?

"Sepuluh ribu. Bisa, kan?"

Ana teleponnya perasaan nggak lama, deh. Kok, abisnya sampe 10.000 ribu, sih?

"Mau nggak? Nggak mau, ya, gue hapus itu nomer. Selesai." Tenten menahan tawa.

Eeh ... jangan, atuh! Iya iya, nanti dikirim. Sekarang kirim, ya, nomernya.

Mati-matian Tenten menahan tawanya agar tidak meledak. Dia bisa membayangkan betapa terkejutnya wajah Sakura saat ini. "Ada uang, ada barang, Ra. Gue nggak mau ketipu kayak yang udah-udah."

Iya aku isi sekarang! Assalamualaikum?

"Waalikumslam, Hahahaha! Sorry, Ra. Kapan-kapan nggak lagi, deh. Hahaha." Tenten terbahak setelah sambungan terputus.

Sedangkan di sisi Sakura, gadis itu bingung bukan main.

"Udah jam sembilan. Mana berani aku keluar jam segini," ucap Sakura, lesu. Gadis itu berpikir. "Abang Imut mau nggak, ya, ke warung abah Oro?"

***

Sakura memandang deretan nomor dari Tenten yang ternyata nomor  WhatsApp juga. Sedikit sulit memang. Namun, demi kesejahteraan hatinya, dia akan melakukan apapun itu. Asalkan masih masuk akal. Oh ayolah ... Sakura itu orang yang sangat ambisius. Jadi, jangan heran, ok? Dengan tangan berkeringat, gadis itu mengirim pesan.

Calon Imam

P

21.16✅✅

Sakura tampak berpikir. 'Kurang banyak nggak, ya?'

P
P
P
P

21.17✅✅


Ah ... benar-benar remaja masa kini. Pesan singkat yang benar-benar singkat! Apa salahnya jika mengirim pesan dengan benar? Sakura menunggu beberapa menit, tapi centang dua warna abu-abu masih setia terlihat. Pesan belum dibaca.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang