11. Sayang

437 98 46
                                    

Happy reading and enjoy it😘

🌸🌸🌸🌸

"Sshh haah ... pedes!"

"Masya Allah ... pedes, No."

"Huuh ...."

Pemuda itu tertawa pelan saat Sakura beberapa kali mengibaskan tangan di area wajahnya. Sebanyak apapun Sakura melakukannya, itu hanya kegiatan sia-sia dan hanya buang tenaga, pikir Sasuke.

"No, pedes ...."

"Ya Allah, pedes banget ...."

"Pedas-pedes mulu dari tadi, tetep aja dimakan. Sampe abis pula nggak ada sisa."

"Pedesnya bikin nagih. Nggak kaya yang samping warung abah Oro, pedesnya bikin perut langsung panas."

"Eh, astagfirullah ... maafin aku ya Allah, udah banding-bandingin rezeki. Tapi, emang beneran enakan di sini sih."

Tawa Sasuke meledak mendengar ucapan Sakura. Gadis itu selalu terlalu jujur. Beruntung Kakaknya sudah kembali ke kasir. Jadi, dia bisa bebas berekspresi seperti itu tanpa harus malu.

Kenapa harus malu? Tertawa itu wajar, kan, gaes?

Tentu saja wajar, bagi orang normal. Sasuke kan sebaliknya. Eh?

Ternyata, Sasuke diam-diam merekam kegiatan makan Sakura. Ia berharap akan mendapat senyuman manis tidak sengaja dari Sakura seperti yang dia lihat selama ini di drama-drama, tapi yang dia dapat justru lebih baik dari sekedar senyuman. Ekspresi kepedasan gadis itu terlihat menggemaskan di matanya.

Satu pesan masuk di ponselnya.

______________________________

Naruto

Sas, besok siang jadi, kan?

Hn. Gue usahain

Ga bsa gtu woy! Lo udah janji

Td gue ngga sadar

Lo ngigo?

______________________________

Kemudian dibiarkan saja oleh Sasuke. Jika berurusan dengan Naruto tidak mungkin akan cepat selesai, sahabatnya yang satu itu terlalu berisik. Pemuda itu keluar dari ruangan Itachi, tangan kanan pemuda itu masuk ke dalam saku celana. Tampak tampan dan keren di mata para gadis. Mata hitamnya memicing mendapati seseorang yang ia kenal berdiri dari duduknya. Langkahnya dipercepat, seperti berlari kecil.

"Lo mau pulang, Pos?"

Gadis itu menekuk wajah. Tidak senang tiba-tiba.

"Aku punya nama, Bang! Apa perlu kenalan lagi?" Sakura merespon ketus.

"Gue suka aja."

"Tapi aku nggak suka! Yuk, No, balik." Sakura menggandeng tangan Ino yang tidak memegang tas. Gadis itu nampak pasrah saja.

"Lo pulang sendiri aja, nih cewek biar gue yang anter," titah Sasuke pada Ino yang dihadiahi plototan mata Sakura.

Sasuke menaikkan satu alisnya. "Apa? Matanya minta dicolok?"

Sakura mencebik. "Yuk, No, balik!" Sakura kembali menarik tangan sahabatnya itu.

"Gue anter."

"Ayok, Ino ...."

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang