17. Kesan Pertama

124 25 2
                                    

Selamat membaca

🐣🐣🐣

Tangan Sasuke saling meremas satu sama lain, kepalanya menunduk dengan keringat melucur di pelipisnya. Saat ini, ia sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah Sakura ditemani Kizashi, ayah gadis itu. Ia sudah mengatakan maksud kedatangannya kemari dan sedang menunggu jawaban.

Mebuki keluar membawa minuman dan kue kering. Wanita paruh baya itu tersenyum tatkala melihat Sasuke yang terlihat gugup.

"Diizinkan saja, Abi ... kasian dia, gugup begitu nunggu jawaban. Lagipula, Sakura kan nggak berdua saja dengan Sasuke ini, ada Ino yang temani," ujar Mebuki.

Menghela napas, Kizashi mengambil minuman dan menyeruputnya pelan.

"Ya sudah, saya izinkan. Tapi inget, jangan sampe lewat dari jam sembilan!" titah Kizashi tegas. Ia masih tidak menyangka anak gadisnya akan pergi dengan pria lain selain dirinya dan Sasori.

Sasuke bahagia bukan main. Bibirnya tersenyum kemudian mengucapkan terimakasih.

Tiba-tiba, Sasori muncul disusul Ino dibelakangnya. Pemuda itu mencomot kembali martabak yang Sasuke bawa.

"Abang Imut marta- loh Bang Sasuke? Kapan nyampe? Kok nggak ngabarin, sih!"

Betapa terkejutnya Sakura begitu ia sampai di teras rumah. Di depan sana, Bundanya sedang mengobrol ringan dengan Sasuke sedangkan Abinya diam mendengarkan celoteh sang Isteri.

"Cantik sekali putri Bunda," komentar Mebuki begitu melihat Sakura keluar. "Ya sudah Sasuke, ngobrolnya lain waktu lagi. Bunda nggak mau nahan kamu kelamaan, takut makin malem nanti pulangnya. Bunda titip Sakura, ya? Orangnya sedikit pecicilan soalnya."

Dikatai pecicilan, Sakura manyun.

'Belum jadi mantu aja, aku udah jadi anak tiri begini. Gimana kalo udah sah? Aiiish!'

"Pak, Bu. Saya sama Sakura berangkat, ya? Permisi, Assalamualaikum." Sasuke, Sakura dan Ino menyalami kedua orang tua Sakura.

"Waalaikumsalam .... Ingat, nggak boleh terlalu malam pulangnya!" ingat Kizashi lagi Saat pemuda itu menyalami dirinya.

"Hn," respon Sasuke dengan anggukan.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil hitam yang Sasuke bawa, lalu terdengar klakson sebelum mobil itu meninggalkan halaman rumah.

"Nggak apa-apa Abi, Sakura sudah besar. Lagipula, sepertinya Sasuke pria baik dan bertanggung jawab. Dia sepertinya mapan. Yuk, masuk! Bunda mau nyicipin martabak, kayaknya enak."

Mebuki masuk ke dalam rumah sedangkan Kizashi masih duduk tenang di kursi. Pria itu masih melihat ke depan dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

'Saki ... Bundamu benar, kamu sudah besar. Sudah saatnya kamu mencari pendamping dan pemimpin pengganti Abi.'

****

Sebuah mobil memasuki halaman rumah. Wanita yang sedang duduk di kursi teras lantas berdiri begitu penumpang dari dalam mobil itu keluar satu per satu.

"Sakura!" teriaknya saat melihat gadis itu keluar paling terakhir.

Bak teman sebaya yang sekian lama baru bertemu, Sakura menghampiri wanita itu sambil berlari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang