Mountain Of Light : Part 8

755 49 8
                                    

(Trivia)

Ketika kau mempertahankan sesuatu begitu erat, maka sesuatu itu akan hancur seketika atau akan tergelincir dengan sendirinya dari tanganmu. 

Pada akhirnya kau hanya akan mendapatkan kehilangan, tetapi apa yang sebelumnya telah kau pertahankan akan rusak secara permanen.

So think before you do, you might hurt people beyond control.

-

Malam yang panjang.

Setelah pertengkaran di sore hari ini, Mikail dan Delia pulang ke rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tampaknya tidak ada kata-kata yang bisa terlalu akrab diucapkan untuk suasana seperti ini.

Delia masih ingin pulang ke Indonesia sementara Mikail masih ingin Delia tinggal dua puluh empat jam penuh bersamanya. Tidak ada pilihan yang mudah untuk mereka. 

Dengan emosi dan suasana yang panas seperti ini, duduk berdua untuk berunding juga bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan.

Mikail sudah berada di kamarnya sejak sejam yang lalu. Delia bilang setelah ia mandi dan merapikan diri, ia akan memasak makan malam. Mikail hanya menanggapinya dengan persetujuan semu, ia tidak benar-benar ingin makan dengan kondisi di antara mereka yang seperti ini.

Permintaan Delia untuk pulang ke Indonesia masih menjadi momok dalam pikiran Mikail. Memang hanya sekitar dua hari, tapi Mikail tidak bisa membayangkan dua hari tanpa Delia. 

Tanpa gadis itu, bagaimana ia bisa hidup? Efek luar biasa yang baru dia sadari sekarang.

Beberapa  kali sepanjang perjalanan pulang Mikail memikirkan untuk ikut pergi saja dengan Delia ke Indonesia, tapi ia tahu itu tidak mungkin dilakukannya. 

Bulan ini ia punya proyek pengembangan resort di Saipan yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan konstruksi raksasa di Inggris, Willingham Construction. Ia tidak bisa melepas begitu saja proyek ini tanpa pengawasannya.

Lagi-lagi Mikail menghela nafasnya. 

Jika Daniel Jones masih menjadi partner kerjanya di MW. Corp, tentu ia tidak akan kesulitan seperti ini. Hanya Daniel yang ia sepenuhnya percaya untuk bisa membantunya di perusahaan keluarganya ini.

Daniel Jones! Untuk pertama kalinya sejak sampai di rumah, Mikail tersenyum. Ia mengambil wireless phone di meja samping tempat tidurnya dan dengan cepat mendial sebuah nomor yang tidak asing baginya.

"Daniel?" sapa Mikail langsung setelah telepon tersambung, tahu bahwa hanya ada dua orang yang mungkin mengangkat sambungan telepon pribadi di rumah Daniel Jones. Daniel sendiri atau istrinya, Cecil.

And thanks God, tonight is Daniel himself.

"Mikail?" tanya suara di seberang sana, nadanya terdengar kaget. "Ada apa menelepon? Tidak biasanya kau meneleponku seperti ini."

"Hanya ingin bicara denganmu," sahut Mikail datar.

"Mikail? Kau tidak pernah ingin bicara dengan siapapun seumur hidupmu, kecuali jika kau punya masalah yang tidak bisa kau selesaikan sendiri," balas Daniel dengan nada mengejek. "Kau punya masalah dengan Maureen lagi?"

"People change, idiot!" seru Mikail. Ia setengah kesal karena Daniel menyinggung-nyinggung masalah gadis itu lagi. 

Tapi Mikail tahu, tidak ada orang lain selain Daniel yang bisa diajak bicara. "My world doesn't rotate in Maureen Universe anymore."

"But you're an asshole idiot who never change!" Terdengar suara tawa Daniel yang merasa puas dengan emosi Mikail Weston yang terpancing. "What's up, bro?"

Mountain Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang