Mountain Of Light : Part 10

983 49 16
                                    

Preview:

"Pertama, aku ikut bersamamu," ucap Mikail.

Sedikit membuat Delia berjengit. Bagaimana caranya ia bisa melakukan, apa yang ingin ia lakukan jika Mikail ikut bersamanya?

Tapi mungkin Delia bisa curi-curi waktu. Mungkin, mungkin...

"Dan yang kedua..." sambung Mikail dengan nada menggantung. Ia menarik tangan Delia dan mengecupnya.

"Kita akan menikah disana."

***

"Kita menikah disana..." Ucapan Mikail yang satu itu masih terngiang di telinga Delia. 

Setelah akhirnya mereka selesai bicara dan pergi tidur, bahkan setelah hampir dua jam Delia berbaring meringkuk dalam pelukan Mikail, kata-kata itu masih menggema jelas dalam benak Delia seakan akan ada kaset yang diputar tanpa henti.

Menikah dengan seseorang seperti Mikail adalah sesuatu yang didambakan setiap gadis kecil sebelum mereka tidur, bahkan Delia yakin ada jutaan wanita dewasa yang masih memimpikannya. 

Pangeran tampan dengan kuda putih dan kerajaan indah yang selalu siap melayani ratunya. Siapa yang tidak menginginkan itu?

Tapi Delia tahu ia tidak bisa. Ya, bukan karena ia tidak mau tapi jujur karena ia tidak bisa. Mengiyakan lamaran Mikail berarti menghapuskan kesempatan besar yang sudah ditunggu Delia sejak lama. 

Relakah ia? Relakah Delia? Tentu tidak. Ia tidak akan menghapus mimpinya demi siapapun. Jika Mikail benar-benar mencintainya, ia akan rela menunggu bukan?

Alasan Delia menyudahi hubungannya dengan Julius adalah karena pria itu enggan menunggu. Jika Mikail juga enggan, ia tahu akan seperti apa hubungan mereka nanti.

Detik demi detik yang berlalu malam itu terasa begitu lama dan berat. Terlalu banyak hal berlarian dalam benaknya. 

Delia bahkan kesulitan bernafas meski ia berada dalam suasana paling nyaman yang bisa tersedia baginya, dalam pelukan Mikail.

Tak lama kebimbangannya sedikit menguap ketika ia mendengar ponselnya berbunyi sekali. Sebuah nada untuk sebuah email masuk. Delia mencoba untuk meraih ponselnya tanpa membangunkan Mikail yang sudah tertidur pulas.

Keningnya berkerut ketika melihat isi email tersebut.

From: Maureen.j@centralhospital.com

To: D.sherman@mw.corp

Subject: Pria brengsek

Hey, Delia? Aku sudah dengar insiden yang terjadi di restoran, dan juga lamaran -yang-sangat-tidak- romantis that little idiot did for you. Apa kau bersedia berkencan dengan ku?

xo

j.m.

Maureen Johanson

Cardiosurgeon

Central Hospital Manhattan

Dengan cekatan Delia mengetik sebuah balasan singkat.

From: D.sherman@MW.corp

To: Maureen.j@centralhospital.com

Subject: Re: Pria brengsek (oh, yeah!)

Brunch would be perfect, if you dont mind?

Delia Sherman

Mountain Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang