//011

70 3 0
                                    

Happy Reading!

•••

"Gue gak bisa. "

"Kenapa?" tanya gue sebisa mungkin tidak terdengar gugup.

"Gue gak punya alasan." Jawabnya.

Gue mendengus, lalu mencoba pergi dari tempat itu, "Gue gak mau di ganggu." Setelah berkata seperti itu gue lansung pergi.

...

Ternyata hari ini Rara gak masuk sekolah, pantas aja dia gak kerumah gue. Katanya Rara sakit, emangnya bisa ya sejenis Rara bisa sakit?

ups.

Gue jalan kaki lagi. Berangkat jalan kaki pulangnya juga harus jalan kaki dong, pamali katanya. Padahal tadi pagi gue nebeng orang, alasan lainnya juga gue males desek-desekan sama ibu-ibu di angkot.

Gak peduli kalau sampai rumah udah gelap, bahkan sampai subuh pun gue gak peduli. Nyokap lagi nginep di rumah temannya yang baru saja dapat cucu, sedangkan anaknya sendiri ditinggalin sendirian.

Lagi enak-enak nya dengerin musik sembari merasakan sejuknya angin, tiba-tiba aja seseorang datang di samping gue.

Dia menarik sebelah earphone yang gue pake, "Dengerin apa?"

Gue menatap gak suka ke arahnya. Selanjutnya gue gak peduli apapun yang dia lakuin.

" Kenapa denger lagu sedih ?" tanyanya yang sama sekali gak gue gubris.

Earphone yang sebelah gue pakai tertarik kebelakang, dan benar saja dia tengah menghentikan langkahnya. Tapi ketika gue raba kantong gue buat nyari Hp gue, dan ternyata gak ada.

Dia menyodorkan HP milik gue, "Jangan dengerin lagu sedih lagi. Ini gue udah ganti sama lagu yang bikin lo bahagia."

Lalu dia berjalan ke pinggir jalan, menyetop taksi. Gue pikir dia akan masuk, tapi dia malah nyuruh gue masuk. Ya jelas gue nolak lah, mana mau gue balik sama dia.

Tapi gue ditarik paksa, membuat gue terpaksa duduk di bangku penumpang. Yang bikin terkejutnya lagi, dia malah menutup kembali pintunya.

Sebelum taksi pergi dia sempat bilang, "Gue tau lo gak mau deket lagi sama gue, jadi gue hanya memastikan lo selamat sampai rumah."

Gue hanya menghela nafas panjang,

sepertinya gak semudah yang gue pikirin.

....

Hari ini weekend, jadi gue masih bergelung dengan selimut gue. Selagi nyokap gaada, gue mau memanfaatkan waktu weekend gue dengan menjelajah mimpi bareng Jaehyun NCT.

Jangan tanya kenapa gue bisa tau salah satu member NCT, siapa lagi kalau bukan Rara yang ngeracunin. Gue sih mau-mau aja apalagi cowoknya ganteng pake banget.

Lagi seneng-seneng nya gue ngehalu bareng Jaehyun, tiba-tiba aja HP gue berdering.

sialan.

"Hallo?!"

"Astagfirullah kaget saya."

Gue terkekeh, "sorry, ngapain sih nelfon pagi-pagi?"

Itu Rena yang nelfon, entah apa tujuan nya nelfon gue pagi-pagi.

"pagi-pagi matamu. Sekarang udah jam 10 , masih mau dibilang pagi."

"Masih pagilah, soalnya kalau siang itu sekitar jam 12-an."

"Bodo amat anjir. Pokoknya yang terpenting lo siap-siap sekarang, karena gue mau jemput lo. "

"Ngapain anjir?"

"Weekend nih... lo gak mau jalan apa?. Tadi Ryan ngajak nonton."

Gue yakin nih sebernanya Ryan cuman ngajak Rena doang. Tapi karena si Rena ini gak terlalu peka, dia malah ngajak yang lain. Kasian si Ryan.

"Yaudah gue mau siap-siap dulu kalau gitu."

Gue langsung bangkit dari kasur empuk gue, dan mengucapkan selamat tinggal pada Jaehyun yang gue tinggalin di alam mimpi.

...

"Juki juga ikut?" tanya gue pas liat Ryan datang dengan kembarannya.

"Hmmm... gak mungkin kan dia datang sendirian, dikala kita semua cewek. " jawab Rena.

Ryan dan Juki melebarkan senyuamnya kala didepan gue, Rena sama Lisa. Bener-bener muak gue rasanya.

"Ayo guys kita masuk!" seru Ryan dan Juki bersaman. Udah cocok jadi upin-ipin, beneran dah.

Gue tengah membeli camilan bareng Juki dan Ryan, sedangkan Lisa sama Rena kebagian membeli tiket.

"Juk...gue mau dong itu minumannya." pinta gue sama Juki yang kini tengah membeli jus.

"Astagfirullah rel... itu kan lo udah beli kopi." ucap Juki.

"Mau beli jus juga." rengek gue sambil menghentakkan kaki kayak bocah. Niat gue sebenarnya biar Juki merasa tersentuh, tapi justru dia malah memutar bola matanya malas.

Ting!

Notif Hp gue bunyi. Gue langsung buka ada chat dari siapa.

K Azka.

Gue bisa beliin lo jus, atau sekalian gue borong tokonya. Please jangan kasih liat ekspresi itu pada cowok lain.

Gue terkejut, langsung aja mata gue menelusuri sekitar tempat gue. Gue yakin dia ada disini. Tapi sialnya gue gak ngeliat keberadaanya.

"Ya ampun nih bocah, mau kembung lo. Maruk bener jadi cewek." ujar Juki membuyarkan kegiatan gue mencari seorang yang tadi ngechat gue. Gitu-gitu juga Juki mah langsung beliin, sayang Juki deh.

Pas mau masuk ke dalam bioskop, langsung saja si Ryan...

"Wihh..ka Azka!" panggil Ryan dan untung saja belum mulai filmnya.

Orang yang panggil Ryan pun menoleh, dia memamerkan senyumannya. Ternyata bener dia ada disini. Dia bareng adeknya ditambah Adrian juga. Adrian hanya menoleh sekilas ke arah rombongan gue. Gue sih gak peduli.

Dan masalahnya gue malah kedapatan duduk sama dia.

Dia...






Adrian.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

(Not) Secret Admirer |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang