//012

64 3 0
                                    

Chika





Happy reading!

•••

  Dan masalahnya gue malah kedapatan duduk sama dia.

Dia...

Adrian.

Gue udah minta tukar sama yang lain tapi pada gak mau, mereka punya alasan yang sama, "Udah pw."

Gue mengumpat dalam hati. Lebih baik gue gak ikut kalau jadinya kayak gini.

Gue tegang, bukan karena film horor yang saat ini gue tonton, sama sekali bukan. Tapi orang yang disamping gue saat ini jauh lebih horor.

"Kaki lo udah sembuh?" bisiknya tapi dengan mata yang tetap menatap kedepan.

Gue menolehkan pandangan gue. Gue lihat Chika justru tengah memegang tangan kakaknya sembari menyembunyikan kepala pada sang kakak saat hantu di layar muncul. Sungguh malang nasibmu Adrian.

Gue gak jawab pertanyaannya. Gue juga gak peduli. Walaupun waktu itu dia pernah nyelamatin gue dari keterlambatan, gue gak mau ingat tentang kejadian itu lagi. Kan emang bukan gue yang minta, dianya sendiri yang kasih tumpangan.

Gue kesel, sumpah saking keselnya gue terus-terusan makan pocron sampai mulut gue penuh.

"AKHHH!!!" teriak semua orang yang di dalam bioskop ketika sang hantu muncul di layar.

"Uhukk.." sialan gue tersedak pocron. Saking terkejutnya, bukan karena si hantu sialan, tapi karena terkejut ada yang teriak tiba-tiba. Gue liat minuman gue udah habis semua.

"Uhukk..Uhhukk"

Orang-orang disekitaran gue menatap gue seketika. Gue butuh minum woy bukan malah diliatin doang.

Tiba-tiba sebuah minuman di sodorkan ke gue, langsung aja gue minum. Tanpa peduli punya itu siapa. Lisa yang tadi disamping gue menepuk-nepuk pelan punggung gue.

Gue udah mendingan.  Gue balikin lagi aja minumnya ke Lisa.

"Itu bukan milik gue." bisiknya.

Terus?

"Lo gak liat tadi Adrian yang kasih?"

Mata gue udah membulat sempurna.

Apalagi ini?

mamah tolongin Aurel.

Gue menoleh ke Adrian yang saat ini sudah fokus kembali pada filmnya. Gue menyodorkan minuman miliknya.

Dia menoleh, "buat lo aja." ucapnya.

Yang dipikiran gue ada dua alasan kenapa dia nolak. Pertama, dia emang beneran ngasih buat gue atau kedua dia gak mau minuman bekas bibir gue. Dan gue yakin alasan kedua yang paling mendekati, kan minum bekas bibir orang itu termasuk ciuman gak langsung.

Gue syok dengan pikiran gue sendiri.  Lah bukannya ini tadi pernah diminum Adrian.

Astagfirullah...

Gue menyetuh bibir gue. Miris sekali diriku ini.






Setelah film selesai, mood gue langsung turun. Hari tersial gue.

Tambah sialnya lagi si Ryan sama Juki ngajak rombongan ka Azka buat gabung.

Huhu...mamah Aurel pengen pulang.

Saat ini kita semua tengah menyantap makanan. Setelah lelah teriak-teriak, padahal gue ngga. Mereka semua sepakat buat makan dulu.

Gue gak makan, gue cuman beli minuman doang. Sampai-sampai Juki ngomel ke gue, "Lo tuh udah beli minuman dua kali yah, kenapa beli minuman mulu sih, gak kembung apa itu perut."

(Not) Secret Admirer |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang