//024 (END)

203 6 0
                                    

•••

"Makasih."

"Buat? "

"Balas cinta gue."

Azka terkekeh kecil. "Makasih juga telah nunggu gue sampe sekarang."

Aurel mengernyit. "Idih siapa emang yang nunggu lo? Emang gue bilang buat nunggu lo?"

"Nggak."

Aurel kembali dibuat bingung.

"Hati gue yang bilang, karena gue yakin hati gue cuman milik lo."

Azka menatap sorot mata Aurel. Menautkan tangan satu sama lain. "Aku cinta sama kamu..."

"... dari dulu sampai sekarang. Selamanya. Jadi, aku mohon bersamalah denganku seumur hidupku karena kamu lah alasan aku masih bisa berdiri tegak sampai sekarang."

Aurel tertegun. Ia tak sanggup menahan air matanya untuk turun lagi. Walaupun cintanya dulu tak pernah terbalas, kali ini ia bisa merasakan rasanya dicintai orang yang dia cintai.

"Aku juga. Aku juga cinta kamu, Ka...." Aurel memeluk erat tubuh Azka. Membenamkan wajahnya pada dada milik Azka, menumpahkan seluruh kesedihan bercampur bahagia.

Azka menangkup wajah Aurel, menatapnya intens. Perlahan wajah keduanya mendekat satu sama lain.

Disinilah, disaksikan oleh rembulan dan seruan ombak pantai, keduanya bersatu karena cinta. Setelah bertahun-tahun mereka menunggu akhirnya semua itu menjadi kebahagiaan. Nyatanya buah kesabaran itu lebih manis.

•••

Adrian menghentikan langkahnya. Menatap dua sejoli disana membuat dadanya sakit.

Apakah ini yang namanya karma? Saat ia telah mencintai Aurel, namun kini cintanya yang tak terbalaskan. Adrian sudah menyangka bahwa Aurel masih mencintai Azka tapi ia selalu yakin kalau nanti Aurel melupakan Azka. Nyatanya sekarang, Aurel dan Azka bersatu. Lalu buat apa dirinya sekarang?

"Udahlah."

Adrian menoleh, mendapati Rara yang tengah menatap prihatin padanya.

"Mereka pantes buat bahagia. Begitupun sama lo. Gue yakin diluaran sana banyak yang masih menunggu lo." Rasa tersenyum demi menenangkan Adrian yang baru saja patah hati.

"Mereka emang pantas bahagia."

Rara serta Adrian bersamaan menatap seorang gadis yang baru saja menghisap rokoknya.

"Bentar, gue kayaknya gak asing sama lo. " lirih Rara, mencoba mengingat sesuatu.

Rara menjentikan jarinya. "Gue ingat. Lo Aci kan?"

•••

Aurel menatap bayangannya di depan cermin. "Gaunnya cantik."

Sedikit merias wajahnya, Aurel pun berhati-hati memoleskan riasan wajahnya. Aurel tersenyum kala mengingat kejadian itu.

"Kenapa kepikiran sih?" Saking gemasnya Aurel menghentakkan kakinya berkali-kali.

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Dengan cekatan ia berjalan untuk membuka pintu. Terkejut melihat Adrian serta Rara berada di depan pintu.

"Kalian ngapain?"

"Rel ... " Rara menangis tersedu-sedu. Menatap tidak tega pada Aurel.

Aurel terkejut. "Ra, kenapa?" Tidak mendapat jawaban dari Rara, Aurel menatap Adrian. Sedangkan Adrian yang ditatap pun hanya menggeleng dengan wajah khawatir.

(Not) Secret Admirer |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang