//013

74 3 0
                                    

Happy Reading!

•••

Gue berangkat sendiri ke sekolah, si Rara masih sakit. Gue setelah pulang mau ngejuk dia deh, kasian juga gaada yang jengukin.

Gue naik angkot sendiri, jalan sampe kelas sendiri juga. Malangnya nasib calon istri Jaehyun ini.

Gue gak sengaja melihat ke arah lapangan basket. Sepertinya latihan buat besok tanding sama sekolah sebelah.

Gak sengaja gue liat dia yang mengarahkan pandangan nya ke arah gue. Dengan segera gue pergi dari tempat itu.

Ketika sudah sampai kelas, gue malah papasan sama cowoknya Chika. Udah lengkap dengan baju basketnya. Sempat beradu pandangan, tapi setelah itu gue buru-buru masuk kelas.

Dua betina yang kini menjadi teman gue itu sedang bergosip ria. Pagi-pagi udah ngegosip.

"Gila sih, kelas kita mau tanding sama sekolah sebelah yang katanya pernah main keluar negeri." Seru Rena.

"Masa?" timpal gue.

"Beneran. Gue tau dari si Ryan."

"Cie...makin deket aja ya kalian." goda gue.

Rena mencebik kesal.

•••

Ryan bersama kembarannya menghampiri gue, Rena dan Lisa yang sedang makan di kantin.

Sepertinya mereka sedang istirahat habis latihan. Keliatan banget keringat yang mengucur dari dahi mereka. Gue yakin kalo dia juga...

ya ampun gue mikirin apa sih?

"Minta ren..." pinta Ryan langsung menyeruput minuman milik Rena sampai habis.

"Kenapa dihabisin semua, anjir." kesal Rena.

"Beli lagi kan bisa."

Gue menatap mereka malas. Calon pasangan ini memang sering ribut, kita mana tau kalo di chat-an mereka seperti apa?

"Gue ke toilet dulu yah."

"Herman gue sama si Aurel seneng bener ke toilet . Emang di toilet ada apaan dah?." tanya Juki.

"Ada oppa Jaehyun." ucap gue lalu pergi, meninggalkan orang-orang disana yang melongo dengan ucapan gue barusan.

Gue juga gak tau kenapa pengen banget ke toilet, padahal gak kebelet. Gue cuman cuci muka doang.

Baru aja gue keluar, seseorang juga keluar dari toilet sebelah, toilet cowok.

Itu 'dia'.

Lalu seorang cewek datang ke arahnya, memberikan sebotol minuman.

Gue menatap mereka miris, lebih miris terhadap keadaan gue sekarang.

Gue melangkah pergi, sebentar gue melihat ke arah lapangan basket. Gue melihat seseorang yang diyakini sebagai kapten basket itu seperti berusaha keras untuk latihan. Tanpa sadar gue mengangkat sudut bibir gue, yang sialnya malah ketahuan sama orang yang gue lihat.

(Not) Secret Admirer |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang