//014

71 5 0
                                    

Happy Reading!

•••


Gue liat dia khawatir banget. Gue teringat kembali ceritanya, dimana dia benar-benar sayang banget sama seorang yang kini tengah di tangani oleh tim medis.

Dia tidak menangis seperti waktu itu karena dia hanya menatap kosong, setelah adiknya di bawa oleh tim medis ke dalam mobil.

Haruskah gue menolongnya?

haruskah?

gue gak bisa.

"Rel... ayok ah pergi." Ajak Rara yang udah keliatan syok melihat kejadian tadi.

Gue menatap nya sebentar, lalu pergi begitu saja. Gue hanya berharap kalau dia baik-baik saja.

•••

Hari ini seperti biasa gue masuk sekolah bareng Rara. Gue gak alone lagi sekarang.



Rara tak henti-hentinya bicara tentang kejadian kemarin, dimana Chika tiba-tiba tak sadarkan diri.

"Gue denger katanya dia punya Anemia."

Gue melirik ke arah Rara, "Masa sih?"

"Iya... sumpah dah, gue liat di akun lambe turah sekolah."

Rara si biang gosip.

Gue saat ini tengah berada di perpustakaan, seperti biasa ketika gue ingin merenung ya pasti di perpus, tempat paling damai.

Gue menelusuri tiap-tiap rak buku. Setelah mendapat buku yang ingin gue baca, gue langsung mencari tempat duduk.

Hampir aja gue mau putar balik setelah melihat 'sosoknya',

"Ngapain puter balik?" tanyanya.

"Gue tau lo ngehindar dari gue, tapi mohon untuk saat ini tolong lupakan itu dulu," lanjutnya.

"Gue butuh lo..." lirihnya.

Gue tersentak. Menelan ludah gugup, lalu menghampiri nya. 

Canggung. Gue melihat sekeliling, orang-orang di dalam sini fokus pada kegiatan membaca, ya kecuali gue sama dia.

Tiba-tiba tangan gue digenggam. Entah respon apa yang harus gue berikan, gue juga gak tau mau ngomong apa.

"Gue tau lo bakal dateng kesini."

Gue meliriknya, "hmm?".

"Bisa gak setelah pulang gue ngajak lo ke suatu tempat?"

"Ke..mana?" tanya gue sedikit gugup.

"Nanti lo bakal tau." Dia melepaskan genggamannya lalu beralih pergi.

Raut wajahnya berbeda dengan yang selama ini gue lihat.

...

(Not) Secret Admirer |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang