WLHFS [HIATUS]

(17) tujuh belas;

-SAKIT HATI-

Hal yang paling sulit adalah, ketika kita mencintai seseorang yang mencintai orang lain.

Di pagi sabtu yang cerah ini, Alin sudah siap dengan outfit nya. Ia bersiap untuk pergi ke Cafè guna melihat proses renovasi disana.

Hari ini Aya juga akan ikut bersama nya. Mengingat yang mengelola cafè bukan hanya dirinya. Melaikan dirinya dan Aya.

Ia mengambil slingbag hitam nya lalu segera bergegas menuju cafè.

Alin pergi menggunakan taxi karena alasan mager mengemudi. Ditengah perjalanan ia mendengar suara panggilan pada ponselnya. Disana tertulis nama 'Aya'

ya, hallo?

[Lo udah dimana?]

dijalan, ada apa?

[Gue cuma mau bilang kalo gue kaya nya bakal sedikit telat. Soalnya Ayah baru pulang nih dari luar kota]

oke, salam buat om Dana

[Siap, yaudah see you]

See you

tutt.

Setelah mematikan telpon Alin kembali duduk diam di bangku penumpangnya.

Beberapa hari terakhir ini, dirinya terlihat selalu murung dan tak ada semangat. Itu hanya karena satu alasan, yaitu Albar.

Semenjak pertemuan terakhir mereka, dimana Albar mengatakan kalau ia menyukai Aya. Sejak itulah mereka menjadi lebih jarang berkomunikasi. Bahkan untuk sekedar berkabar pun Albar tak ada lagi.

'Gue harus keliatan satai, sesantai mungkin. Biar dia gak tau kalo sesuatu telah terjadi' gumam Alin dalam hati.

☆☆

Seorang gadis tengah menuruni tangga rumah nya dengan tergesa gesa. Menyambut kepulangan ayah nya adalah suatu hal yang memang sering ia lakukan.

Seperti pagi ini, Dana tiba di pekarangan rumah dengan dua buah koper. Satu koper besar berisi segala perlengkapan keperluan nya, dan koper kecil itu biasanya berisi oleh oleh untuk putri nya.

Aya membuka pintu rumah nya, mendapati keadaan ayah nya yang sangat ia rindukan. Akibat perjalanan bisnis yang dilakukan nya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam," Jawab Aya disertai senyuman.

Dana duduk di sofa seraya menyenderkan kepala nya. Cukup melelahkan ternyata perjalanan ke Bali kali ini.

"Bu ijah mana?" tanya Dana.

"Itu Bu Ijah lagi kepasar, Yah"

"Oh iya, itu Ayah cuma bawain tas rotan yang kamu mau aja. Gapapa ya?" ucap Dana seraya mengelus surai putri tunggalnya itu.

Aya tersenyum "Gapapa Yah, aku seneng kok." ucap nya.

"Eh kamu mau kemana? rapi banget" tanya Dana setelah memperhatikan penampilan anak nya.

"Mau ke cafè bentar, mau ngecek aja. Kan lagi di renov, hari ini finishing cuma tinggal nunggu beberapa furnitur lagi aja buat pelengkap" jawab Aya.