-KABAR-
Albar. Ia berjalan dengan santainya memasuki basecamp yang sudah dapat dibilang tua itu. Ia duduk di sofa depan tv seraya mencari posisi yang nyaman dan pas.
Didalam ruang kumpul ini cuma ada beberapa orang yang tengah mengobati luka mereka. Sudah dipastikan itu bekas nyerang tadi.
Lama menunggu, akhirnya Albar dapat melihat Elang yang keluar dari kamar mandi sambil menggesekan handuk di kepala nya.
Elang melangkahkan kaki nya ke arah dimana Albar duduk.
"gimana?" tanya Albar To the point.
"Ada tiga kabar buruk, " Ucapan Elang sontak membuat mimik wajah Albar menjadi tegang.
"Tiga! gimana ceritanya?" Ucap nya terbelak.
"Oke, langsung aja,"
"Vano berhasil kabur lagi setelah melukai Alka dan membunuh Indra" Cukup singkat.
Namun dapat membuat lawan bicaranya terdiam.
Elang bingung akan sikap Albar yang tiba tiba terdiam mematung. "Bar?"
"diam," jawab Albar dengan tatapan kosong.
Elang menyandarkan tubuh nya pada sandaran di sofa. Ia memijit pangkal hidung nya menghembuskan nafas lelah.
"Gue emang gak guna banget ya, Bar?" Tanya Elang yang masih terdiam di posisi yang sama.
Albar menyerit heran "kenapa lo ngomong gitu?" tanya nya sarkas.
"Ya gue emang gak becus jadi pemim-
"Stop nyalahin diri lo sendiri Lang!" Ucap Albar menatap sengit lawan bicara nya.
Elang masih terdiam dengan wajah murung nya. Tangan Albar pun bergerak untuk merangkul bahu Elang dan sedikit menepuk nya.
"Ini udah jalan nya Lang,"
☆☆
Suara derap langkah seseorang terdengar di sepenjuru lorong rumah sakit.
Lelaki itu membuka salah satu ruang rawat inap disana. Ia tersenyum kala melihat teman teman nya yang tengah tertidur pulas di sofa dan ada beberapa yang duduk bersandar pada dinding serta ada juga yang tiduran dilantai.
"Assalamu'alaikum" Ucap nya, namun tak ada yang menyahut. Ya wajar lah, orang pada tidur.
Albar meletakan keresek makanan yang dibawanya. Makanan itu titipan dari Elang. Ralat, sebenarnya bukan titipan. Tapi Albar yang memaksa untuk membawakan nya ke rumah sakit. Akibat ketidak hadiran nya dalam penyerangan itu, alangkah baik nya jika ia membantu teman teman nya untuk merawat Alka.
Albar melirik arloji nya, disana telah menampilkan angka 01.23 dini hari.
"Ren," Albar berusaha membangunkan Rendy dengan menepuk bahu nya.
Rendy tak memberikan reaksi apapun. Lelaki itu tertidur dengan posisi menyender pada dinding kamar rumah sakit. Mungkin ia sangat lelah setelah perkelahian tadi malam.
"Rendy dari tadi gak mau disuruh pulang" Sontak suara itu membuat Albar menoleh.
Ternyata itu Alka.
Albar kembali mencoba membangunkan Rendy. Dan kali ini usaha nya berhasil.
"Eh? paan Bar?" Rendy terkesiap.

KAMU SEDANG MEMBACA
WLHFS [HIATUS]
Novela JuvenilWHEN LOVE HAS FOUR SIDES. !!Buku ini benar-benar berantakan!! Maka dari itu saya memutuskan untuk hiatus. ...... Menceritakan tentang kisah cinta empat orang anak SMA yang berpola segi empat. Segi empat, sebuah bangun datar di pelajaran matematika...