(15) lima belas;

29 4 3
                                    

-LUKA-

Keadaan rumah itu kini dipenuhi luka dan duka .

Duka akibat hilang nya salah satu dari mereka. Iya. Bukan hanya hilang, tapi pergi untuk selamanya dari muka bumi ini.

Dia lah, Indra Yuan Dermant.

Di dalam peti mati itu, terbaring sosok Indra yang tampan dengan menggunakan setelam jas rapi. Wajah nya tak menanampakan kesedihan sama sekali. Hanya saja, luka lebam yang membiru itu sedikit mengganggu.

Tidak ada tangis terdengar, hanya buliran air mata yang lolos dari tempat asal nya tanpa suara.

Sang Ayah, satu satu nya orang yang Indra miliki di dunia ini. Telah benar benar menjadi sendiri sekarang. Tidak ada sosok anak yang akan merawat nya dimasa tua.

Apalah gunanya rumah besar ini? jika tak ada suara tangis dan tawa dari seorang manusia.

Alka dan teman temannya datang menemui sang Ayah yang tengah duduk bersandar seraya menatap peti mati sang anak.

Sedih dan pilu bercampur aduk, ketika melihat suasana itu. Rasanya sangat sedih, jika harus merasakan kehilangan anak lebih dulu.

Elang berusaha mati matian agar terlihat tegar dihadapan peti mati Indra. Tubuh nya yang tinggi, dengan penuh ketulusan berlutut dihadapan lelaki paruh baya itu.

Semua anggota The Eagle yang berdiri membelakangi Elang pun turut berlutut menghadap sang Ayah. Begitupun Alka, Albar, Alden, dan Rendy.

Bingung. Ayah Indra, tetap diam pada posisi nya.

Kedua tangan Elang bergerak menggenggam kedua tangan keriput sang Ayah. Digenggamnya erat, lalu di letakannya di dahi nya. Elang sangat melihat, tatapan marah, sedih, kecewa, itu dimata sang Ayah.

"Hei, berdiri lah nak. apa yang kalian lakukan?" Ucap sang Ayah membantu Elang berdiri. Diikuti yang lain, mereka ikut berdiri.

Mata sang Ayah menatap mereka semua lalu tersenyum.

"Indra benar, kalian semua memang memiliki hati yang luar biasa. Bukan seperti yang saya kira selama ini. Ternyata kalian semua sangat sopan terhadap orang.  Termasuk saya, yang sudah terang terangan mengatakan tidak suka ke kalian saat itu." Ucap sang Ayah.

Alka maju satu langkah, "Saya atas nama Alka Azhari serta teman teman saya semua nya, meminta maaf sebesar besar nya kepada Om." Ucap nya mewakili.

"Maaf kalau masuk nya kami ke kehidupan Om sama Indra udah buat semua nya hancur. Kami benar benar minta maaf" Timpal Albar.

"Kami The Eagle sangat minta maaf kepada Om, terutama saya. Saya sebagai ketua The Eagle meminta maaf sebesar besar nya karena benar benar lalai dan tidak becus menjaga anggota nya" terdengar Elang berucap dengan ucapan sangat tulus.

Hati Germant, sang Ayah. Sangat tersentuh melihat ini semua. Ia terharu, begitu melihat sahabat sahabat anak nya ini.

"Iya saya sudah me maaf kan dan meng ikhlas kan semuanya, sekarang tidak boleh ada kesedihan lagi didepan Indra ya" Ucap Germant seraya tersenyum.

Mereka semua pun turut tersenyum melihatnya.

Setelah beberapa upacara selesai, peti mati itu perlahan ditutup dan dibawa kepemakaman khusus umat kristiani itu.

Pemakaman terasa sangat sakral, karena hanya dihadiri beberapa tetangga terdekat dan ya, walaupun dihadiri oleh seluruh anggkta The Eagle, mereka semau sama sekali tidak menimbulkan keributan.

Peti itu hilang di bawah tumpukan tanah. Hanya ada taburan bunga dan nisan salib yang tersisa. Beberapa tetangga terdekat juga telah berpamitan untuk pulang.

WLHFS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang