(5) lima;

42 7 2
                                    

-GARA GARA HUKUMAN-

Seorang wanita tengah menuruni anak tangga dengan tergesa gesa. Pasalnya, jarum jam penunjuk waktu telah menunjuk pukul 7 lewat 35 yang tandanya semua murid sudah harus berkumpul di lapangan untuk upacara.

"Bun, mana kunci?" Tanya Alin.

"Makan dulu Lin"

"Ga sempet lagi bunda, Alin harus cepet cepet."

Diva- Bunda Alin hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putri bungsu nya itu.

"Di samping tv" Alin pun segera bergegas kesana dan mengambilnya.

Lalu ia kembali untuk mencium tangan bunda nya. Ia mengambil roti berselai nanas itu dan membawanya.

"gila gila! gue telat mampus ini namanya" Alin terus melajukan mobil nya hingga tiba didepan gerbang.

Dan yap, gerbang sekolah sudah ditutup menyisakan beberapa murid yang juga terlambat. Sialnya hanya ia siswi yang terlambat. Sisanya siswa semua.

Ia memarkirkan mobil nya di depan sekolah, lalu berjalan menuju gerbang dengan takut takut.

Alin duduk di kursi besi depan sekolah nya. Mengayunkan kaki nya seraya menyiap kan telinga nya untuk mendengarkan siraman rohani pagi dari guru.

"heh yang disana! capat kesini!" Alin terlonjak terkejut, kala seorang guru berteriak. Ia menghampirinya.

"kamu ini, anak gadis kok telat." Ucap Pak Dubi, guru killer.

Alin tak menanggapinya.

"apa alasan kamu?"

"kesiangan pak"

"cih alasan klasik" Ucap pak Dubi sambil berdecih.

'coba aja bukan guru, udah deh gue tendang' -batin Alin.

"tadi bapak nanya"

"ngelawan kamu?!"

"engga pak engga"

"lari lapangan sana! tujuh kali"

Tak melawan lagi, Alin segera berlari mengitari lapangan Garuda yang bisa dibilang cukup luas.

"go alin go alin go!" celetuk Risya dari atas saat Alin lewat dibawah.

Alin tak menggubrisnya, ia terus berlari hingga sekarang ia sudah memasuki putaran ke 5. Namun kepala nya sudah terasa berat. Matanya juga sudah buram. Alhasil ia tersandung batu dan terjatuh manja ditanah.

"awsss" Alin melihat rok nya yang bolong dan memperlihatkan kakinya yang terluka.

Kedua telapak tangannya juga berdarah akibat upaya menahan diri agar tidak terjatuh. tapi itu sia sia, tangan nya kaki nya tetap terluka.

Begitu terkejutnya lagi, saat tiba tiba ada tangan yang menjulur di depan matanya. Ia melihat orang itu dari bawah. Ini, laki laki fix. Terlihat dari sepatu dan celana pensil nya.

Alin mendongak hendak menatap orang itu namun terhalang oleh sinar matahari yang menyengat. Tak pikir panjang Alin menerima uluran tangan itu. Saat ia telah berhasil bangkit, ia tak langsung melihat wajah lelaki itu. Alin membersihakn rok nya yang kotor dahulu.

"ehm ada yang sakit?" Sontak mata Alin langsung melirik kearah lelaki tadi. Diam, alin terdiam.

'njir siapa nih? manis banget' -batin Alin.

"Woy" Lelaki itu menepuk kedua tangan nya tepat di depan wajah Alin.

"eh—"

"ada yang sakit?" Tanya ulang lelaki itu.

WLHFS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang