Gadis gadis itu berjalan di koridor, sambil sesekali melempar candaan. Tidak ada yang masalah. hanya saja, suara beberapa orang kakak kelas yang nyinyirin mereka itu sedikit mengganggu, gak ada kerjaan emang tu orang.
“Eh, gue ke inget Tanin deh. Kasian banget dia diam diam ternyata punya masalah seberat itu,” Kata Amira,
“Iya, mana gak mau cerita cerita, padahal kalo kita bisa kita usahain bantu,” ucap Aya.
“Bener banget! Gak mau berbagi dia tuh, kesel banget gue,” Celetuk Eve kesal.
“Dia aja pindah gak pamit sama sekali ke kita, tiba tiba langsung kosong aja kursinya. Pantesan aja dia left dari semua grup.”tambah Alin.
“Nomer juga nya langsung gak aktif lagi,” Ujar Risya.
Kalian ingat Tanin? iya, salah satu teman mereka yang dapat dibilang akrab. Kelas pagi tadi heboh karena kabar tentang Tanin yang pindah sekolah. Gadis itu .. entah lah apa lagi masalah nya dengan sang ibu. Yang pasti, mereka sudah lumayan tau bagaimana sifat dan perlakuan Ibu nya terhadap Tanin.
“Yaudah kita doa in, semoga dia baik baik aja dan semua masalah nya cepat kelar,” Ujar Fay.
Alin menabrak tubuh Risya yang tiba tiba berhendti di depan nya. Entah ada apa gerangan.
“DUH!, kenapa lo berenti anjing?!” Ucap Alin sarkas sambil mengelus hidung nya yang sakit akibat menabrak tubuh Risya tadi.
“Gengs, kayak nya ada masalah.” Kata Risya seraya menengok ke bawah.
Posisi mereka saat ini di koridor kelas mereka, di lantai dua gedung SMA Garuda. Risya yang berdiri di depan, membuat nya lebih dulu melihat apa yang ada di bawah dari pada teman teman nya.
Tepat di tengah tangga, ada segerombolan lelaki yang duduk di sana. Ada yang di bawah, juga ada yang di pembatas tangga. Mereka dengan santai nya duduk disana membuat tangga menjadi penuh.
“Oh God, ini mala petaka atau keberuntungan?” Ucap Aya dengan mata melotot.
“Putar haluan jangan?” kata Fay.
“Jangan lah, orang kayak gitu doang masa puter balik.” Celetuk Alin.
“Tapi gue malu ih,” ucap Fay
“Okey, kita maju aja dari pada gak ke kantin? pilih malu bentaran aja gapapa lah,” Ujar Aya.
“Bener juga,” ucap Eve
“Hayuk lah, bismillah. Semoga jantung gue aman,” Ucap Risya dengan memegang dada nya.
“Tebelin muka, tebelin muka,” gumam Amira pelan.
Mereka pun perlahan melangkah, menunjuk kan wujud mereka di depan para lelaki itu.
Perlahan namun pasti, mereka menuruni anak anak tangga itu satu per satu. Deg-Deg an, malu, juga salting karena diliatin itu menjadi satu.
“Setelah mangkal lama, akhir nya ada juga yang mau lewat.” Ucap Rendy.
“WOY WOY! MINGGIR, CIWI CIWI GUE MAU LEWAT!” Kata Alden menyuruh teman teman nya menepi.
Tentu! hal itu membuat para gadis menjadi semakin salah tingkah. Tapi, tenang. Mereka bisa mengendalikan raut wajah nya.
Albar yang tengah duduk di pembatas tangga itu tersenyum. Entah ditunjukan kepada siapa.
“Hai A—
“Hai juga Albar,” Potong Alin seraya menampilkan deretan gigi nya. Albar membalasnya dengan senyum nya.
“Waduh yang belum official, buruan dong ah!” celetuk Rendy pada Albar.
“Dari pada elo? gak ada gebetan,” Kata Albar dengan di susul dengan tawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
WLHFS [HIATUS]
Teen FictionWHEN LOVE HAS FOUR SIDES. !!Buku ini benar-benar berantakan!! Maka dari itu saya memutuskan untuk hiatus. ...... Menceritakan tentang kisah cinta empat orang anak SMA yang berpola segi empat. Segi empat, sebuah bangun datar di pelajaran matematika...