Chapter 2

485 67 19
                                    

A. N

Bagaimana, ga sabar ya.... Wkwkwk lanjut ajaaa yaa:)

****

Zeddy sudah menempelkan bibirnya pada bibir manis kekasihnya.

Kiss!

"Mph,"Dyah terhenyak saat bibir mereka sudah menyatu. Apa yang sudah Zeddy lakukan??

"E-eh-permisi," Dyah langsung menjauhkan tubuh Zeddy darinya sebelum lelaki itu sebelum memainkan ciuman dengannya. Dyah tidak suka hal ini. Menjijikkan.

Zeddy mendengus pelan karena apa yang ia mau lagi-lagi gagal. Apa salahnya sih, cuma berciuman. Padahal pasangan lain sudah biasa melakukan hal itu. Sedangkan ia, mencium pipi Dyah pun sulit didapatkan.

"Sayang,,," Zeddy membuntuti Dyah yang sedang mengambil air putih. Sepertinya gadis itu sedang terkejut akan hal yang Zeddy lakukan barusan.

Dyah ingin marah,

Zeddy jongkok didepan Dyah, sambil memegang kedua tangan pacarnya itu. "Dyah, ma-maafin kelakuan aku barusan. Aku hilaf" tuturnya pelan.

Dyah masih belum bersuara. Dirinya masih kesal pada Zeddy. Padahal dari dulu ia sudah bilang jangan sampai melakukan hal apapun padanya saat berpacaran.

Zeddy sudah merasa jika Dyah sedang kesal padanya. "Dyah, maafin aku." Ujarnya pelan sambil mengelap bibir Dyah dari bekas ciumannya tadi.

"A-aku pergi dulu," katanya langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan Zeddy. Air matanya menetes, ia marah pada dirinya sendiri karena hampir saja melakukan hal yang tidak ia sukai.

Zeddy mengacak rambutnya frustasi. "Ngambek lagi ngambek lagi. Susah banget sih mau cium pacar sendiri. Mana lagi sulit nahan diri setiap bareng Dyah. Arghh! Dyah buat gue tergila-gila. Pokoknya dia harus jadi milik gue, dan ga boleh ada yang deketin dia!" cinta mati seorang Zeddy pada Dyah, membuat lelaki tampan itu tergila-gila.

"Ah gak papalah, yang penting tadi udah sedikit. Dyah, Dyah, lo cantik banget." Gumamnya sendiri sambil mencium figura berisi foto Dyah.

====

Dyah berjalan memasuki rumah sambil teringat pada kejadian tadi. Dipanggangnya pelan bibirnya, "argh! Dyah, sadar. Plis! Lo jangan ulangi hal tadi. Plis!"

"Dyah, kenapa?" tanya Rani yang duduk santai di ruang keluarga dengan Dita.

Dyah terhenyak, "eh, ga papa ma. Dyah cuma mau jatuh tadi di teras." Bohongnya. Maafin Dyah Ma.

"Udah makan?"

"Nanti aja deh ma, Dyah ke atas dulu ya," pamitnya dan iseng mencubit pipi Dita.

"Kak Dy nakallll!" serunya sedikit kesal dengan kejahilan kakaknya.

"Hahahaah"

Setiba di kamar, Dyah langsung bersihkan badan dan langsung sholat ashar. Setelah semuanya beres, ia langsung merebahkan dirinya.

Klingg!

Barbarmuslimah_group

Dyah menggeleng pelan melihat notif grup itu ramai lagi.

Ocin: Woy. Bangun gais! Udh sore!

Sofi: astagfirullah. Sore pula, siapa yg tidur!

Ocin: hahaha 🤣 entahlah. Eh mana Dyah?,

Sofi: 🤷‍♀️

Ocin:💆‍♀️ oi, Dy. Muncul gess.. Hampir mau UN cuy!

1KM [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang