PAGE 4 : Revealed

1.1K 140 10
                                    

Warning : terdapat unsur kekerasan, jika tidak suka, bisa skip. 😊

💉💉💉💉💉💉💉

Hari berikutnya, hari minggu, Singto dan Neneknya pergi ke ladang sayur untuk memanen sayur kol. Bukan ladang yang luas, tapi salah satu sumber penghasilan Neneknya Singto itu begitu berharga. Saat sampai disana, sudah ada First beserta istri dan anak perempuannya.

"P'Singto!!" Seru Ploy sambil melambaikan tangannya. Kali ini rambutnya dikuncir satu, ia memakai seragam olahraga dan topi.

Singto membalas dengan melambaikan tangannya. Ia berjalan di belakang Neneknya menghampiri First.

"Apa kalian sudah dari tadi disini?" Tanya Fay.

"Tidak. Baru saja kok" jawab First.

"Kita langsung mulai saja kalau begitu" kata Fay.

"Tapi Nek, kita perlu gerobak untuk mengangkut satur-sayur ini ke mobil pickup itu" kata First menunjuk mobil pickup hitam milik ayahnya.

"Kukira kau punya gerobak"

"Memang, tapi gerobakku rusak karena di buat mainan Ploy"

"Hehe... " Ploy hanya cengengesan.

"Jangan malah ketawa!" Tegur Neen.

Fay terkekeh. "Ya sudahlah, terus ini bagaimana?"

"Pinjam ke Tuan Godt, beliau punya dua gerobak, mungkin kita boleh pinjam satu" usul Neen.

Fay mengangguk. "Singto, bisakah kau ke rumah Tuan Godt dan meminjam satu gerobaknya? Bilang saja Nenek yang menyuruh"

Singto mengangguk. "Baiklah".

"Aku ikut!" Seru Ploy.

"Ikutlah sana, tapi jangan merepotkan Singto" titah First.

"Iyaa... "

Ploy menggandeng tangan Singto dan kemudian keduanya pun pergi bersama menuju rumah Godt. Saat sampai disana, pintu rumah utama tertutup dan keadaan disana sepi.

"Tuan Godt!" Panggil Singto. Ia mengetuk pintu depan, namun setelah beberapakali ketukan dan panggilan, tidak kunjung ada jawaban. "Apa Tuan Godt tidak ada?"

"Mungkin di belakang... " kata Ploy.

"Ayo kita lihat"

Singto dan Ploy pun berjalan ke belakang rumah, namun tetap tidak ada tanda-tanda Godt tapi pintu belakang terbuka.

"Itu pintunya buka... " Singto berjalan mendekat. "Tuan Godt!"

Singto melihat ke sekeliling dapur, tapi tetap tak menemukan Godt.

"P'Singto, ayo kesana!" Seru Ploy. Anak itu menunjuk gudang penyimpanan.

"Iya"

Mereka berdua berjalan ke gudang tersebut. Singto membuka pintu gudang yang terbuka sedikit. Ia dan Ploy masuk ke dalam.

"Tuan Godt!" Seru Ploy.

Singto melihat dua gerobak kayu berbeda ukuran berada di sisi ruangan. "Oh itu gerobaknya... "

"Apa kita ambil saja, P'Singto?" Usul Ploy.

"Tidak boleh. Kita harus ijin dulu. Ayo keluar"

Singto dan Ploy berjalan ke arah pintu. Namun mereka berhenti karena mendengar suara benda jatuh dari langit-langit gudang.

Singto mendongak ke atas. "Apa itu? Tikus?"

"Oh, itu mungkin hantu gudang!"

"Ey, tidak ada hantu siang-siang begini"

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang