PAGE 3 : Party

1K 128 8
                                    

Sore harinya, Singto bersama sang Nenek berjalan bersama menuju rumah Godt. Di jalan mereka berpapasan warga lain yang juga akan pergi ke rumah Godt.

"Nenek Fay, kau sungguh beruntung punya cucu tampan seperti ini" ucap satu ibu-ibu yang berdiri di samping Fay.

Singto hanya tersenyum saat dibilang tampan oleh wanita itu.

"Tentu saja aku beruntung. Almarhum suamiku tampan, anak laki-lakiku tampan, jelas saja cucuku juga tampan" Fay menyombongkan diri walau sambil tertawa.

"Iya lho. Tapi apa cucumu ini masih single?" Tanya ibu-ibu di belakang Singto.

"Tanya saja sendiri pada Singto" kata Fay.

"Bagaimana nak Singto? Sudah punya pacar belum? Kalau belum, anak bibi nganggur lho... " goda ibu-ibu di samping Singto.

"Heh anak perempuanmu itu lebih suka sama kambingnya daripada laki-laki. Tiap hari kan mainnya sama kambing" kata ibu-ibu di belakangnya.

"Enak saja!"

"A- ahaha... saya belum punya pacar kok. Masih fokus sama kuliah" jawab Singto canggung.

"Ey... !" Ibu-ibu disamping Neneknya memukul pelan tangannya. "Masa setampan ini belum punya pacar, sudah punya mungkin..."

"Belum kok... " jawab Singto.

"Sudah sudah! Biarkan dia selesai sekolah dulu lalu dapat pekerjaan, baru cari pasangan hidup" kata Fay.

"Iya iya... " seru para ibu-ibu tadi.

Mereka terus mengobrol hingga sampai di depan rumah Godt. Di tempat itu sudah ada beberapa orang yang datang, beberapa dari mereka membantu menyiapkan makanan. Di teras rumah, ada Godt yang sedang berbincang-bincang dengan 2 pria berkumis.

Godt menoleh saat beberapa orang menyapa Fay. "Oh Nenek Fay, anda datang... "

Fay menoleh saat Godt menghampirinya. "Tentu saja. Oh ya selamat ya atas panen besarmu"

"Ah terima kasih. Lho ini bukannya yang kesini bersama Ploy, ya?" Godt bertanya pada Singto.

"Iya... " jawab Singto.

"Ini Singto, cucuku yang dari Bangkok, dia kesini untuk liburan" kata Fay.

"Wah... Aku baru tahu ada anak muda yang mau liburan di desa"

Singti tersenyum. "Saya sudah lama tidak bertemu Nenek. Jadi saya memutuskan untuk liburan disini saja"

"Oh... " Godt mengangguk.

"Dia pernah tinggal disini dari umur 3 tahun sampai 10 tahun. Habis itu diajak ke kota oleh orang tuanya. Yah... Aku bersyukur dia masih mau kesini" kata Fay.

"Iya beruntungnya Nenek... " ucap Godt. "Oh ya, silahkan dinikmati makanannya, tidak banyak tapi cukuplah untuk dimakan sama-sama"

"Ey... ini sudah lebih dari cukup" kata Fay.

Fay dan Singto bergabung dengan beberapa warga mencicipi makanan prasmanan. Mereka juga mengobrol serta bersenda gurau khas warga desa. Bahkan Singto pun tak luput menjadi bahan candaan para ibu-ibu yang seolah berebut Singto untuk menjadi menantu anak perempuan mereka, entah itu yang umurnya jauh lebih tua hingga yang jauh lebih muda. Bagi mereka, dapat menantu tampan itu bisa memperbaiki keturunan. Dan Singto hanya bisa tersenyum dan tertawa canggung menanggapinya.

Dan yang menjadi topik gosip utama adalah anak Mint, Jane, yang hilang sejak kemarin malam.

"Aku lihat Mint dan suaminya terus memanggil-manggil Jane sambil berkeliling desa" kata wanita berambut panjang di samping Singto.

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang