PAGE 17 : Welcome Home

982 129 10
                                    

Keesokan harinya, Gigie, Khan dan Natee mengunjungi rumah sakit tempat Krist di rawat. Mereka langsung menuju ruangan Lilly.

Gigie mengetuk pintu ruangan Lilly. "Permisi... "

"Silahkan masuk" suara seorang wanita terdengar dari dalam.

Gigie membuka pintu. Lilly berdiri dari kursinya untuk menyambut Gigie serta suami dan anaknya.

"Silahkan duduk... " Gigie duduk kembali di kursinya.

Gigie dan Khan yang menggendong Natee duduk di kursi di depan meja Lilly.

Lilly memperhatikan Khan dan Natee. "Apa ini suami dan anak anda?"

Gigie mengangguk. "Iya"

"Baik, jadi bagaimana keputusannya tentang Krist?"

"Kami.... akan membawanya untuk tinggal bersama"

Lilly tersenyum lega. "Baiklah kalau begitu. Kondisi tubuh Krist sudah membaik, jadi dia bisa di bawa pulang hari ini. Dan selama di rumah, saya harap dia tidak ditinggalkan sendirian dan cobalah untuk terus mengajaknya berkomunikasi. Untuk kebiasaannya, anda bisa tanyakan pada Singto, dia yang paling mengerti Krist. Oh ya..... juga pihak rumah sakit akan memberikan alat bantu untuk Krist belajar berjalan. Latihlah ia berjalan di dalam dan di luar rumah sehari sekali. Hm.... saya pikir itu saja cukup. Apa ada pertanyaan?"

"Apa Krist bisa kembali normal?" Tanya Gigie.

"Sulit untuk menjawabnya. Saya tidak bisa memastikan ia akan normal 100%, tapi dengan kondisi tubuhnya bisa bergerak bebas dan ia mulai bisa berkomunikasi, bisa dibilang bahwa ia sudah kembali normal"

"Lalu.... bagaimana dengan biaya perawatannya?" Tanya Khan. "Kita tidak bisa mengabaikannya bukan?"

Lilly tersenyum ramah. "Sebagian besar telah ditanggung yayasan dan pihak Singto. Anda hanya perlu mengurus biaya obat yang akan dibawa pulang"

"Apa Krist bisa dibawa pulang sekarang?" Tanya Gigie.

"Saya akan memeriksanya sebentar. Mari, kita ke ruangan Krist"

Gigie dan Khan mengikuti Lilly keluar ruangan menuju ruangan rehabilitasi. Di ruangan itu, Krist sedang bermain MP3 Player yang sudah berisi banyak musik bersama Singto, ada Nan juga yang sedang menulis laporannya.

Singto dan Nan menoleh saat Lilly masuk ke ruangan bersama Khan dan Gigie.

"Singto, Nan, ini Nyonya Gigie dan suaminya, Tuan Khan. Mereka akan membawa Krist pulang hari ini" ada Lilly.

Singto dan Nan berdiri untuk memberi salam pada Gigie dan Khan.

"Krist... " Nan menghampiri Krist.

Singto mencoba menjauh untuk memberi ruang pada Gigie dan Khan. Namun, tangan Krist memegangi ujung kemejanya. Alhasil, ia tetap diam di tempatnya.

Khan berdiri di samping Gigie sambil menggandeng Natee. Ia diam tak menunjukkan ekspresi apapun saat melihat Krist. Natee yang masih bingung dengan keadaan yang ia lihat. Anak laki-laki itu hanya diam memandang asing orang-orang yang tak ia kenal, terutama Krist.

"Krist, kita pulang ya... " kata Gigie.

Krist tak menanggapi, ia bahkan tak memandang Gigie di depannya. Ia menatap Singto untuk meminta agar memutarkan musik für elise lagi.

Singto melepas earpod dari kedua telinga Krist. "Mama mu disini, sapalah... berikan ia senyumanmu"

Krist melihat Singto tersenyum. Ia ikut tersenyum lebar pada Singto, hingga matanya melengkung.

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang