PAGE 28 : Best Gift

1.2K 139 14
                                    

Hari ini adalah hari dimana Singto dengan gagahnya memakai setelah jas hitam dan dandanan rapi. Di sebelahnya ada Beam dan beberapa temannya dengan setelan sama. Sekarang mereka berada di depan aula. Mereka baru saja menyelesaikan upacara wisuda.

"Singto!" Seru seorang wanita dari kejauhan.

Singto menoleh. "Mama!" Ia melambaikan tangan pada wanita bergaun merah selutut dengan rambut hitamnya di relung ke atas dan membawa satu buket bunga.

Kedua orang tua dan Nan berjalan menghampiri Singto.

"Selamat atas kelulusanmu, Singto" Mama Singto memeluk bangga anaknya itu dan mencium kedua pipinya.

Singto hanya pasrah menerima perlakuan manis itu. "Terima kasih, Ma"

"Ini untukmu" Mama Singto memberikan buket berisi beberapa jenis bunga pada anaknya itu.

"Terima kasih, Ma"

"Selamat, Singto. Kau menyelesaikan langkah pertamamu dengan baik" ucap Papa Singto.

"Terima kasih, Pa"

"Waahh... adikku sudah lulus. Selamat ya" ucap Nan.

"Terima kasih, Phi"

Nan merangkul Singto di pundak. "Hey dengar, kau akan mendapatkan lebih dari ini jika menyelesaikan gelar master suatu hari nanti"

"Apa P'Nan akan memberiku mobil?"

"Kalau itu kau yang harus usaha sendiri"

Singto hanya tertawa, begitu juga dengan kedua orang tuanya dan Nan.

"Oh ya, aku dari tadi menunggu Nyonya Gigie dan Krist" kata Singto.

"Mereka akan datang?" Tanya Nan.

"Aku mengundang mereka"

"Mungkin mereka tersesat, universitas ini luas, kau tahu" kata Mama Singto.

"Kalau begitu aku akan menelponnya" Singto mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan men-dial kontak Gigie.

Cukup lama hanya terdengar suara deringan, hingga suara wanita yang sedang berdiri di depan gerbang masuk universitas menyahut.

"Halo?"

"Nyonya Gigie, anda dimana sekarang?"

"Aku baru saja sampai di depan gerbang. Tapi aku tidak tahu harus kemana?"

Nan berbisik ke arah Singto. "Dimana dia?"

Singto menjauhkan ponselnya. "Di depan gerbang. Tapi beliau tidak tahu caranya kemari"

"Katakan saja aku akan menyusul"

Singto mengangguk. Ia kembali berbicara pada Gigie. "Nyonya Gigie, P'Nan akan menyusul anda. Saya akan menunggu disini"

"Baiklah... "

Sambungan terputus. Nan pergi mengendarai mobilnya untuk menjemput Gigie dan Krist di gerbang masuk universitas yang jaraknya cukup jauh dari gedung wisuda jika berjalan kaki.

Saat sampai disana, Nan membelokan mobilnya dan berhenti di depan baliho besar. Ia keluar dan menghampiri seorang wanita yang memakai dress biru panjang dengan tas samping hitam bersama seorang pemuda yang berdiri di sampingnya yang memakai kaos lengan panjang berwarna putih, jeans biru dan sepatu putih, tangan kirinya menggandeng lengan kanan wanita di sampingnya dan tangan kirinya memegang tongkat kruk lengan.

"Nyonya Gigie?" Panggil Nan.

Wanita yang rambut di tata ke belakang setengahnya itu menoleh. "Kau... Khun Nan?"

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang