PAGE 18 : Different

950 133 6
                                    

Esok harinya, Krist membuka mata dalam suasana gelap, karena memang saat itu masih jam 4 pagi, Bahkan matahari saja belum muncul.

Ia bangun dan duduk, kemudia memperhatikan keadaan sekitar yang gelap. Krist mulai gelisah, suasana gelap dan sepi ini membuatnya teringat akan gudang rumah Godt. Krist mencoba turun dari kasur, ia memaksa kakinya untuk berdiri, namun seolah tersengat listrik, kakinya terasa sakit dan ia pun terjatuh ke lantai keramik yang dingin.

Krist merangkak, menyeret kakinya menuju pintu. Krist mencoba untuk meraih handle pintu, namun macet, pintu itu tak mau terbuka. Akhirnya ia memukul-mukul pintu kayu tersebut, berharap Singto yang akan membukanya, karena pria itu lah yang mengeluarkannya dari kegelapan gudang. Ia juga berharap Nan atau Lilly yang akan membukanya karena mereka berdualah yang Krist anggap aman.

Saat pintu terbuka dari luar, bukan Singto, Nan atau pun Lilly yang membuka, melainkan Gigie yang terkejut dengan gedoran pintu dari kamar Krist.

Gigie menyalakan lampu kamar. "Krist... kenapa Nak?" Gigie bersimpuh d depan Krist.

Namun Krist malah menghindar, ia menyeret tubuhnya mundur menjauh dari Gigie.

"Krist... kau jatuh dari kasur? Ayo Mama bantu kembali ke kasurmu"

Gigie mencoba membantu Krist berdiri, tapi Krist tetap menolak, ia bahkan menyingkirkan tangan Gigie yang ingin menyentuhnya.

"Kau ini kenapa sih Krist?"

Krist terus memundurkan diri saat Gigie mencoba mendekatinya. Hingga punggungnya menabrak lemari kayu di samping ranjang nya. Krist meringkuk, ia memeluk dirinya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan di atas lutut.

Kemudian, Khan masuk ke ruangan karena mendengar suara Gigie meninggi. "Ada apa ini?"

Gigie menoleh. "Sepertinya Krist jatuh dari kasur, tapi ia menolak kuajak kembali ke kasurnya"

Khan mengamati Krist. "Biarkan saja dia disitu untuk sementara sampai ia tenang. Lagipula kau harus melihat Natee, ia menangis karena kau tidak menemaninya tidur"

Gigie mengabaikan ucapan Khan, karena terlalu khawatir dengan Krist. Kemudian suatu cara terpikirkan oleh wanita itu. Ia mengambil mp3 player lalu membawanya pada Krist.

"Kata Singto kau suka Für Elise, bukan? Mama putarkan ya... " Gigie memasang earpod ke telinga Krist lalu memutarkan musik kesukaan Krist itu.

Saat alunan melodi masuk ke pendengarannya, Krist mengangkat kepala, lalu dengan cepat mengambil mp3 player dari tangan Gigie dan mendekapnya.

Tak cukup disitu, Gigie juga mengambilkan selimut dan menyelimuti bagian pundak Krist. "Apa kau lapar? Mama buatkan makanan ya, tunggu disini"

Gigie keluar dari kamar Krist, meninggalkan Khan yang menghela nafas jengah saat melihat kelakuan istrinya itu.

"Papa~ " Natee keluar dari kamarnya dengan mata berair.

"Natee" Khan menghampiri Natee lalu menggendongnya.

"Mama mana?"

"Mama di dapur. Kau mandi sama Papa ya?"

"Aku mau sama Mama" Natee meronta.

Khan menurunkan Natee, anak itupun langsung berlari menuju dapur mencari Mamanya.

"Mama, mandikan Natee~ "

Gigie yang masih memotong sayuran, tak menoleh. "Mandilah dengan Papamu, Mama sedang memasak buat P'Krist"

"Tidak mau~~!!! Aku mau sama Mama!" Natee menarik-narik rok biru selutut yang dipakai Gigie.

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang