PAGE 27 : Our Challenge

983 127 7
                                    

Setelah lebih dari 2 bulan berkutat dengan tugas akhir. Tibalah saatnya untuk ujian akhir. Kini Singto sedang menenangkan diri di toilet. Ini adalah 30 menit sebelum ujiannya dimulai. Ia berdiri di depan kaca besar toilet. Seluruh materi telah masuk dalam kepalanya, namun ia tak dapat menutupi rasa gugupnya.

Boom, teman seangkatan Singto yang punya jadwal ujian seminggu lagi, masuk ke toilet untuk memeriksa temannya itu. "Sing... "

Singto menoleh.

"Lebih baik kau ke ruangan dulu"

Singto mengangguk. "Baiklah"

Singto dan Boom kembali ke ruangan ujian dimana sudah ada beberapa mahasiswa yang berperan sebagai peserta.

"Semoga berhasil, bro!" Boom memukul pundak Singto tanda memberi dukungan.

"Ok, bro!"

30 menit setelahnya, barulah dua dosen pembimbing dan dua dosen penguji memasuki ruangan. Dan, dimulailah ujian tugas akhir Singto.

Ujian hari itu berjalan cukup lama dari biasanya. Karena memang ia mengambil cukup banyak materi dari berbagai sumber serta banyaknya pertanyaan dari dosen penguji maupun peserta. Namun, semua itu ia lalui dengan lancar. Kerja kerasnya telah ia buktikan dengan baik.

Dua jam lebih bibir Singto tak berhenti bicara dan selama itu pula otak nya terus berputar mencari jawaban dari setiap pertanyaan.

Hingga akhirnya ujian pun selesai dengan baik. Ada perasaan lega di hati Singto, namun juga ada rasa khawatir dengan hasilnya.

Singto membungkuk berterima kasih pada keempat dosennya yang berjalan keluar ruangan.

Boom menghampiri Singto. "Wey... selamat ya bro... "

"Makasih. Seminggu lagi ganti kau"

"Iya. Aku jadi ragu akan sebaik dirimu"

"Jangan begitu" Singto membereskan barang-barangnya.

"Lalu, setelah ini kau masih mau lanjut gelar master"

Singto mengangguk. "Tapi setelah aku dapat kerja"

"Kenapa buru-buru?"

"Ini rencanaku memang. Aku ingin dapat penghasilan dulu sebelum lanjut sekolah lagi"

"Baiklah... "

"Ngomong-ngomong terima kasih sudah membantuku mempersiapkan ini semua"

"Tak apa. Ku tunggu traktirannya. Haha... "

"Kalau begitu ayo ke kantin"

"Wokey!"

Singto mengembalikan proyektor dan surat ruangan ke staf sarpras. Setelah itu, mereka pergi ke kantin kampus.

Seperti janji Singto sehari sebelumnya bahwa ia akan mentraktir Boom yang membantunya mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan saat ujian, mereka berdua makan siang bersama sambil sesekali mengobrol.

Kemudian, tiga orang wanita datang menghampiri datang menghampiri meja Singto dan Boom.

"Permisi, P'Singto" sapa seorang wanita berambut hitam lurus sebahu yang menatap Singto sambil tersenyum maju.

Singto menoleh. "Ya?"

Wanita berseragam putih-hitam itu memberikan sebuah kotak balok dibungkus kertas kado warna biru dengan pita putih di tengahnya. "Selamat telah menyelesaikan ujiannya"

"Um... untukku?"

Wanita itu mengangguk.

Singto menerima kotak tersebut, walau dalam hati ia bertanya-tanya tentang siapakah wanita di depannya itu. "Oh... Ya... terima kasih"

[END] Heal Me - SKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang