Sang Surya sudah berada disinggah sananya, memancarkan sinarnya menghasilkan hawa panas yang sangat menyengat kulit.
Peluh menetes bercampur menjadi satu dengan tetesan air mata. Angin semerbak menerbangkan helai rambut panjang hitamnya. Semilir angin yang dapat sedikit mengurangi panasnya sinar sang Surya.
Ia berdiri,diam memandang batu Nisan yang ada dihadapannya. Memandang gundukan tanah disertai bunga bertebaran diatasnya. Didalamnya terdapat jasad seseorang yang amat ia sayang.
Gadis,termenung menatap makam sang nenek. Diam dengan air mata yang senantiasa menghiasi wajah manisnya.
Perlahan - lahan ia berjongkok didepan pusaran makam, mengelus Batu nisan sang nenek dengan sayang.
"Assalamualaikum nek.. Ini Gadis.. Mmaafin Gadis baru datang sekarang. Maafin Gadis karna..karna Gadis nggak aadda disamping nenek.. Hikss nggak ada disaat terakhir hidup nnenek.. "
Tangis Gadis pecah kembali, air mata semakin deras mengalir dipipi.
Tara yang senantiasa berdiri dibelakang sang kakak, ikut berjongkok merangkul menenangkan.
"udah kak.. Ikhlasin, mungkin tuhan lebih sayang sama nenek, jadi nenek dipanggil tuhan terlebihdahulu. Gue yakin sekarang nenek udah bahagia bersama kakek disana. "ucap Tara seraya merangkul dan mengusap bahu Gadis.
"sekarang kita kerumah nenek ya Kak, Lo juga butuh istirahat..pasti Lo capek habis dari camping. " Tara membantu Gadis berdiri, memapahnya untuk segera pergi meninggalkan area pemakaman.
Gadis hanya diam, menurut mengikuti langkah Tara. Tetapi baru beberapa langkah menjauh Dari makam sang nenek, Gadis menghentikan langkah kakinya, membalikkan badan melihat kearah makam sang nenek. Disana.. Disamping makam, Gadis melihat neneknya tersenyum kearahnya. Senyum yang akan ia rindukan. Kemudian neneknya berbalik berjalan menjauh hingga perlahan menghilang.. Melebur menjadi satu dengan hembusan angin yang datang.
Gadis tersenyum melihat itu, kemudian ia berbalik berjalan menjauh dengan Tara yang ada disisinya. Seiring langkah Gadis keluar dari pemakaman, ia berusaha ikhlas dengan semuanya. Melanjutkan hidup seperti biasa dan dengan semestinya.
Gadis yakin pasti disetiap datangnya kesedihan setelahnya akan datang kebahagian. Hidup harus terus dijalani dan disyukuri. Kelak pasti ia akan mendapat giliran untuk menghadap sang pencipta, bertemu dengan sang nenek dan kakek, entah kapan waktunya... manusia tiada yang mengetahuinya.
***
Hari ini semua siswa kelas 11 Sma Tunas Bangsa, sudah memulai bersekolah seperti biasa, setelah kemarin melaksanakan kegiatan perkemahan.
Gadis memasuki gerbang sekolah dengan tara yang ada disampingnya. Tara itu cowok yang bisa dikatakan tampan, alis yang tebal, mata hitam kecoklatan, bibir merah tebal, serta jangan lupa lesung pipi yang ada dipipi kanannya. Menambah kesan manis diwajahnya, manis pake banget deh.
Sedangkan Gadis sendiri tidak jauh berbeda dengan Tara. Ia cewek berkulit putih bersih, hidung kecilnya mancung, bulu mata lentik menghiasi kedua matanya. Sepasang alis tebal, bibir merah alami, serta lesung pipi yang ada dipipi kanannya seperti Tara menambah kesan manis untuknya.
Walaupun Tara itu adeknya Gadis namun tingginya sudah melebihi Gadis.
Gadis saja hanya sebatas pundaknya. Maka dari itu banyak orang yang mengira mereka itu sepasang kekasih, bukan seperti kakak beradik. Maklum usia mereka hanya beda satu tahun.
Kini mereka telah sampai didepan kelas Gadis, entah kenapa mungkin sudah menjadi kebiasaan Tara mengantar Gadis hingga ke depan kelasnya. Seperti orang pacaran saja mereka:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy vs Girl Indigo
Teen FictionMasa lalu memang sulit untuk dilupakan, apalagi Di dalam masa lalu tersebut kita kehilangan seseorang yang kita sayangi. Andra winarta seorang pemuda tampan dan cerdas, menjadi seseorang yang dingin karena masa lalunya. Namun sifat dinginnya itu pe...