Toktoktok...
Suara ketukan pintu berhasil menghentikan aktivitas Gadis menonton serial Film yang amat ia gemari. Serial yang menceritakan kehidupan yang ada dibawah laut. Memperlihatkan bagaimana tingkah konyol sang bintang laut, spons kuning yang amat ceria, gurita yang selalu merutuki hidupnya, hingga kepiting yang tergila - gila akan uang. Yeah... Apa lagi jika bukan Spongebob Squarepants... Hehehe:v
Dengan decakan malas Gadis mempause serial kartun yang ada dilaptopnya. Beranjak keluar kamar, menuruni tangga satu persatu menuju pintu masuk rumah.
"ck.. Siapa sih ganggu orang nonton ajah, nggak tau apa udah malem gini masih dateng kerumah orang. " gerutu Gadis.
Gadis memutar kunci pintu,lalu membukanya. Dan apa yang ia lihat setelah pintu terbuka... Membuat mulutnya terbuka lebar,selebar jalan tol:v hehe canda.
Hanya kekosongan yang Gadis lihat setelah membuka pintu rumahnya. Menengok kenan kekiri, keatas kebawah. Namun sejauh mata memandang Gadis tak melihat apa, dan siapa pun disini.
Merasa tak ada orang, Gadis memutuskan untuk menutup kembali pintunya serta menguncinya.
Toktoktok....
Baru satu langkah Gadis berjalan, ia mendengar suara ketukan lagi. Dengan sebal Gadis berbalik dan membuka pintu.
"siapa sih.. Kurang ker.... Jaan aja. " Gadis terdiam ketika lagi - lagi tak ada orang."loh.. Kok nggak ada sih.. His pasti ini nih anak tetangga pada ngerjain.. Dasar pada bandel emang. "
Gadis menutup dan mengunci kembali pintunya. Baru satu langkah ia menyadari sesuatu, kemudian melihat kearah Jam dinding yang terpajang di dinding ruang tamu yang menunjukan pukul 22.05.
"lah.. Jam segini mana ada anak kecil yang berani keluar rumah, pasti udah pada tidur. Lah terus yang ngetuk pintu tadi siapa coba. " gumam Gadis.
Toktoktok.... Suara ketukan pintu kembali terdengar, membuat Gadis sedikit terkejut.
Gadis memutar badannya menghadap kearah pintu, menatapnya tanpa berniat untuk membukanya. Seketika semilir angin berhembus, membuat Gadis merasa merinding. Suasana juga tiba - tiba terasa amat sunyi, bahkan suara kendaraan yang tadi melintas didepan rumahnya tidak terdengar lagi. Seakan akan menghilang ditelan bumi.
Toktoktok....
Suara ketukan pintu terdengar lagi dan lagi. Menyadarkan Gadis yang sempat terdiam. Menghembuskan nafas Gadis berjalan kearah jendela yang ada disebelah pintu.
Menyibak korden sedikit kemudian mengintip keluar.Dan bertapa terkejutnya dia... Didepan pintunya ada sesosok pria dengan wajah lusuh, penuh dengan luka. Darah menetes dari kepala dan mulutnya membasahi lantai marmer terasnya. Kaki kanannya yang bengkok, dan tangan yang terjatuh terkulai disisi tubuhnya.. Ahh mungkin tulang yang ada ditangannya sudah patah.
Gadis diam membisu, walaupun sudah terbiasa melihat hal - hal seperti itu. Gadis pasti masih memiliki rasa takut, dia juga seorang manusia biasa. Apalagi sekarang dirumahnya tidak ada orang lain selain dirinya.
Berusaha tenang, Gadis hendak menutup korden jendela dan kembali kedalam kamarnya. Namun... Tanpa disangka makhluk itu menyadari jika ia sedang diperhatikan.
Kreek.. Kreektek.. Krek..
Sosok itu menolehkan kepalanya menatap kearah Gadis berada. Kepalanya seakan bisa berputar seperti Roda. Seakan akan kepala itu tak memiliki tulang leher.
Sosok itu tersenyum..amat lebar.. Membuat darah semakin deras keluar dari dalam mulutnya. Bukan lagi tetesan, namun seperti aliran air yang mengalir.
Melihat itu Gadis segera menutup kordennya. Berlari menuju kamarnya.
"Aaaaa...... Mama!! "teriak Gadis.Gadis memasuki kamarnya, mengunci pintu kamar dan lansung meloncat keatas tempat tidur. Menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Gadis merapalkan beberapa doa, dan berharap semoga Tara segera pulang. Gadis benar - benar benci dengan keadaan seperti ini. Keadaan dimana ia merasa ketakutan tanpa ada seorangpun disekitarnya.
Setelah merasa sedikit tenang suara ketukan pintu terdengar lagi. Namun kali ini ketukan itu berasal dari pintu kamarnya.
Gadis semakin takut, jangan - jangan hantu tadi masuk kerumahnya. Gadis mengeratkan selimut yang ia pegang,merapatkannya tanpa membiarkan ada sedikit celah. Dan memejamkan mata rapat seraya tanpa henti merapalkan doa.
"kak Gadis... Oi buka pintunya.. Nih gue bawain martabak telor loh. "
Sebuah suara menghentikan Gadis dalam membaca doa. Ia terdiam... Seperti pernah mendengar suara itu.
"kak.. Udah tidur? Yaudah martabaknya gue makan aja ya. "
Gadis langsung menyibak selimutnya. Berjalan cepat memutar kunci dan membuka pintu kamarnya.
Ketika pintu terbuka, menampilkan sosok Tara yang berdiri dengan kantong kresek yang ada ditangan nya.
Gadis langsung memeluk Tara dengan erat, seakan - akan tidak mau untuk melepasnya.
"eheh.. "Tara terkejut dengan reaksi sang kakak. "ck oi lepas kalik... Sesek nih Dada gue nggak bisa napas. "
Ucapan Tara membuat Gadis melepas pelukannya. Ia bernafas lega setidaknya Tara sudah pulang dan ia tak lagi sendirian berada dirumah ini.
Gadis langsung merebut kantong kresek yang ada ditangan Tara. Dan membawanya masuk kedalam kamar.
Kemudian ia duduk diatas karpet yang ada didalam kamarnya. Membuka bungkusan martabak dan melahapnya dengan lahap, tanpa menawari sang adik yang terbengong melihat tingkah aneh sang kakak.
Tara menghembuskan nafasnya, berjalan menuju Gadis dan duduk disebelahnya.
"jadi Lo tadi kenapa? "tanya Tara seraya memandang lurus wajah Gadis.
Gadis menghentikan makannya, terdiam sebentar mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Tara. " tadi... Gue lihat. "
Mendengar ucapan sang kakak, Tara seketika langsung faham apa yang dimaksud oleh kakaknya. Apalagi dengan raut serius yang terlukis diwajahnya.
Pasti kakaknya tadi melihat mereka yang telah tiada. Tara menjadi bersalah karna meninggalkan kakaknya sendirian dirumah.
"maafin gue ya.. Gue udah ninggalin Lo dirumah sendirian sampai larut malam gini. "ucap Tara seraya menggenggam tangan sang kakak.
Gadis tersenyum mendengar perkataan yang penuh akan rasa bersalah dari adiknya. " nggak papa.. Tenang gue kan cewek pemberani, jadi jangan khawatir. "ucap Gadis seraya membalas genggaman sang adik.
"udah... Nih bantuin gue ngehabisin martabaknya.. Nggak mungkin muat perut gue kalau ngehabisinnya sendirian. "Gadis menyodorkan sepotong martabak kedepan mulut Tara. Dan diterima dengan senang hati oleh orangnya.
"hmm... Lagian kalau Lo ngehabisin ini semua nanti Lo tambah gendut.. Melar tuh tubuh. Haha.."ejek Tara.
Mendengar perkataan Tara Gadis memutar bola mata jengah. "ye...adek laknat Lo ya.. Gue nggak bakal gendut, mau makan banyak sekalipun tetap segini badan gue. "
"iya tetap segitu.. Makanya Lo pendek nggak tinggi - tinggi haha..."tawa Tara.
"Ihh..Tara...! "Gadis memukul pundak Tara kencang dan kembali melanjutkan memakan martabaknya.
Tara memandang lekat sang kakak yang dengan lahapnya memakan martabak yang ia bawakan.
"gue, janji akan selalu jadi adek yang selalu ada buat Lo, ngelindungi Lo dan menemani Lo disaat Lo merasa bahagia, sedih, atau pun takut. "batin Tara.
Kasih sayang antar saudara memang sangat tulus. Sebuah kasih sayang yang nyata dan tak akan pernah sirna.
Yey... Ketemu lagi nih dipart yang ke 21😊
Semangat terus ya bacanya... Jangan bosen - bosen buat terus baca cerita Cool Boy vs Girl indigo ini... 🎉😂😊
Sampai jumpa dipart selanjutnya... See you👋 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy vs Girl Indigo
Fiksi RemajaMasa lalu memang sulit untuk dilupakan, apalagi Di dalam masa lalu tersebut kita kehilangan seseorang yang kita sayangi. Andra winarta seorang pemuda tampan dan cerdas, menjadi seseorang yang dingin karena masa lalunya. Namun sifat dinginnya itu pe...