"Ay, Pak Zayn ganteng yaa? Mana tinggi, putih, bersih, rapi, wangi lagi." Erinka dengan semangat menggebu menceritakan sang guru baru.
"Semua aja laki-laki Kaka sebut ganteng." Ayesha menanggapi sekenanya.
"Tapi Pak Zayn itu beda Ay, kelihatan banget karisma-nya. Dan gue yakin doi belom nikah. Asyik masih ada kesempatan." Erinka masih dengan semangat 45-nya.
"Kata siapa Pak Zayn belum nikah? So tau."
"Tadi waktu di kelas gue gak lihat tuh dia pake cincin di jari manisnya. Berarti doi belom nikah." Erinka masih tak mau kalah.
"Aku baru tau cara membedakan laki-laki yang udah nikah sama yang belum hanya di lihat dari dia pake cincin apa nggak-nya. Kaka, kalo yang Ay lihat Pak Zayn itu paham agama, kadang ada juga orang-orang yang paham agama gak pake cincin tuh walau statusnya udah menikah." Ayesha mencoba menjelaskan.
"Yaah, Ayesha meruntuhkan angan-angan gue aja."
"Hihi... Kagum boleh Ka, tapi berharap lebih jangan."
"Iyaa deh... Tapi tetep gue harus cari tau status Pak Zayn sekarang. Harus pokoknya. Wajib."
"Terserah Kaka ahh."
"Ehh itu mobil Ayah lo udah dateng."
"Oh Iya.. Yaudah pulang yuk. Kaka bawa motor-nya hati-hati jangan ngebut."
"Iya siap bos."
Ya, sedari tadi Ayesha memang sedang menunggu jemputan Ayah-nya di parkiran sekolah di temani oleh sang sahabat, Erinka. Berhubung pekerjaan Ayah-nya yang sebagai arsitek bisa di kerjakan di rumah dan tidak harus setiap hari pergi ke kantor membuat beliau bisa mengantar jemput putri semata wayang-nya itu. Walau bisa di katakan kondisi keuangan keluarga Ayesha sangat cukup, namun Ayah dan Bunda Ayesha tidak mempekerjakan supir juga asisten rumah tangga. Selama semua pekerjaan rumah masih bisa di handle oleh Ayah, Bunda dan Ayesha sendiri tanpa bantuan pekerja.
"Assalamu'alaikum, Ayah." Ayesha memasuki mobil lalu mencium tangan Ayah-nya.
"Wa'alaikumussalam... Gimana sayang sekolah-nya? Everything's Okay?" Sudah menjadi kebiasaan bagi Arman menanyakan aktivitas harian putri-nya.
"Baik kok Yah. Tadi itu ada guru kimia baru Yah, pengganti Bu Muti yang cuti melahirkan. Barusan banget sebelum Ayah jemput, Kaka juga lagi heboh gibahin beliau... Hihi" Ayesha mulai semangat bercerita.
"Wahh... Kalo Erinka sampai gibahin gitu, berarti beliau istimewa dong?" Sang Ayah di buat penasaran, walau pandangan-nya harus fokus ke jalanan, tetap sesekali ia melihat ke arah putri-nya.
"Mmm Pak Zayn itu masih lumayan muda Yah, usianya baru 25 tahun. Beliau juga lulusan ITB kok Yah..."
"Wahh, kalo nanti ada kesempatan Ayah ingin mengenal beliau. Selain sama-sama lulusan ITB, sebagai orangtua, Ayah juga harus tahu sedikitnya info mengenai guru-guru yang mengajari Ay."
"Iya Ayah..."
"Oh iya.. Akbar udah pulang belum?"
"Kayaknya belum Yah, lagi sibuk dia sama OSIS bentar lagi kan lungsur jabatannya."
"Mmm gitu.. Memang ikut serta dalam organisasi itu diperlukan sayang, karena di dalamnya kita di latih banyak hal, belum lagi nanti di dunia perkuliahan, orang-orang yang terbiasa berorganisasi biasanya memiliki nilai lebih."
"Seperti Ayah yang menjadi Presiden Mahasiswa pada masa-nya?" Ayesha mulai menggoda Ayah-nya.
"Haha... Tapi berkat itu juga Ayah mengenal Bunda kamu."
"Mmm Iya ya? Bunda pernah cerita juga tentang itu ke Ay."
"Iyaa... Alhamdulillah Allah pertemukan Ayah sama Bunda kamu saat Ayah mengemban tugas sebagai Presiden Mahasiswa. Jadi tugas Ayah terasa lebih ringan."
"Uhh so sweet. Hihi."
Seketika keadaan hening di dalam mobil, Ayesha ingin mengatakan sesuatu tetapi ia ragu.
"Mmm Ayah..." Ayesha mulai bersuara lagi.
"Iyaa, kenapa? Mau mampir? Ada yang mau di beli?"
"Bukan..."
"Hmm terus kenapa?"
"Sebenernya tadi pagi itu Ay di panggil sama wali kelas Ay, Bu Sri. Beliau meminta Ay mencalonkan diri menjadi ketua OSIS. Tapi Ay belum memberi jawaban, Ay harus bicara dulu sama Ayah dan Bunda. Menurut Ayah gimana?"
"Akan lebih baik kita bahas ini nanti sama Bunda... Tapi seperti yang Ayah bilang tadi, berorganisasi itu perlu untuk menambah pengalaman Ay juga. Tapi kalo untuk menjadi ketua OSIS, Ayah rasa nggak sayang. Bagaimanapun juga pemimpin itu seharusnya laki-laki."
"Iya Ayah..."
Ini cerita pertamaku yang berani aku publish, semoga kalian suka yaa. Mohon kritik dan sarannya.😊
Ig : @evafzh_24
KAMU SEDANG MEMBACA
AYESHA By. @evafzh99 HIATUS
Teen Fiction. Tidak ada manusia yang sempurna, kalimat tersebut sepertinya tidak berlaku dalam hidup seorang Ayesha. Cantik, cerdas, memiliki keluarga yang harmonis, dan kompeten dalam segala hal. Namun, akankah kehidupan yang katanya "sempurna" menurut sebagia...