. Ayesha berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Ketika dia turun dari mobil dan berpamitan kepada Ayah-nya, Ayesha merasa aura di sekelilingnya terasa berbeda dari biasanya. Saat Ayesha mendongakkan wajah mencoba melihat sekelilingnya ternyata benar saja banyak pasang mata yang melihatnya sambil berbisik-bisik.
Ayesha melihat penampilannya sendiri dan tidak menemukan sesuatu yang salah. Seragam yang Ayesha kenakan sekarang sudah sesuai dengan jadwal seragam yang ada, lantas kenapa mereka melihat Ayesha dengan pandangan seperti itu? Hal tersebut cukup membuat Ayesha merasa tak nyaman karena memang ia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian.
Ayesha masih terus melanjutkan langkahnya dengan tenang menuju kelasnya dan sesampainya ia di depan pintu kelas 11 IPA A ia melihat Erinka dan beberapa temannya yang lain sedang duduk mengumpul, entahlah apa yang tengah mereka perbincangkan sekarang.
"Ay.." Erinka menyadari kedatangannya. Dan membuat teman-temannya yang lain menoleh ke arah Ayesha.
"Hmm." Ayesha hanya menjawabnya dengan gumaman. Ia kemudian menyimpan tasnya di meja dan duduk di bangkunya dengan tenang.
"Lo udah denger gosip tentang lo belom?" Ayesha mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari Erinka.
"Gosip apaan?" Tanya Ayesha tenang sambil menoleh ke samping tempat teman-temannya duduk berkumpul.
"Hasil ulangan kimia minggu kemaren udah keluar. Dan seperti biasa Lo dapet nilai sempurna." Erinka mulai menjelaskan.
"Hmm.. terus?"
"Ada gosip yang beredar kalo Lo punya kunci jawaban ulangan kemaren, sehingga Lo dapet nilai sempurna. Bahkan ada foto dari kertas hasil ulangan Lo dan kertas kunci jawaban dari Pak Zayn beredar di grupchat hampir setiap kelas. Isi soal essay dari dua kertas itu nyaris serupa Ay."
Ayesha masih diam, mencerna apa yang baru saja ia dengar.
"Bahkan ada yang ngomporin kalo kamu sama Pak Zayn ada sesuatu Ay. Sampai kamu di perlakukan secara khusus oleh Beliau." Syifa- teman Ayesha yang lain menambahkan.
"Astaghfirullah." Ayesha beristighfar sambil menggelengkan kepalanya. Apalagi ini? Apa saat ini ia sedang di fitnah?
"Yang sabar ya Ay... Kita disini ada buat kamu, kita percaya kamu gak mungkin ngelakuin hal kayak gitu. Mereka yang nyebarin gosip ini gak tau kamu yang sebenarnya." Fathur, sang ketua kelas 11 IPA A juga mencoba menghibur Ayesha. Dan di ikuti anggukan temannya yang lain.
"Thanks ya guys. Kalian udah percaya sama Ay. " Ayesha tersenyum tulus.
"Kalo gue nemu dalang di balik ini semua, gue unyeng-unyeng muka tuh orang." Erinka heboh sendiri membuat Ayesha dan temannya yang lain tertawa di buatnya.
Ayesha bersyukur memiliki mereka, teman-teman yang sudah seperti keluarga. Dimana mereka saling support, dan tidak saling menjatuhkan.
*****
Saat ini Ayesha tengah berada di ruang BK, ia tengah duduk di hadapan Pak Bambang selaku guru BK."Ayesha tahu kenapa Bapak memanggil Ayesha kesini?"
"Mengenai rumor saya yang curang saat melaksanakan ujian?"
"Iya... Ayesha, Bapak tahu murid seperti apa kamu. Tanpa curangpun Bapak yakin kamu bisa mendapat nilai sempurna. Itu di buktikan dengan semua prestasi yang telah kamu raih selama ini. Tapi kali ini kasusnya berbeda. Lembar hasil ujian kamu, dan lembar kunci jawaban yang di tulis oleh Pak Zayn sangat serupa. Bahkan sampai letak titik koma-nya pun ditulis dengan sangat serupa. Ini cukup menyulitkan kamu, seberapa tidak bersalah pun kamu."
"Tapi saya bersumpah tidak pernah melakukan hal sehina itu Pak. Saya selalu memegang teguh prinsip saya. Curang atau menyontek adalah sikap menzhalimi orang-orang yang jujur. Dan saya benci itu. Dan jika ini di hubungankan dengan tuduhan saya ada sesuatu dengan Pak Zayn. Saya tegas membantah itu. Saya tak pernah berinteraksi dengan beliau di luar jam pelajaran. Bapak bisa tanyakan hal ini pada beliau."
"Bapak percaya sama kamu Ayesha. Tapi bisakah kamu beri bukti yang kuat kalau kamu memang tidak seperti yang di tuduhkan. Ini untuk mengembalikan nama baik kamu yang sudah tercoreng."
"Saya siap mengerjakan kembali soal baru, saat ini juga Pak."
"Itu tidak terlalu efektif saya rasa. Mengingat sekarang hampir seluruh murid sudah beranggapan negatif terhadap kamu. Lebih baik sekarang kamu kembali ke kelas, sembari mencari bukti kuat untuk membantah tuduhan itu."
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi." Ayesha beranjak meninggalkan ruang BK.
"Ayesha tunggu!! Bapak harap kamu sabar mengadapi masalah ini. Beginilah, jika semakin tinggi kamu terbang akan semakin besar angin yang menerjang." Pak Bambang tersenyum tulus.
"Terima kasih Pak." Ayesha balas tersenyum, lalu meninggalkan ruang BK.
*****
"Ay, gimana kata Pak Bambang? Lo terbukti gak bersalah kan?" Ayesha baru beberapa langkah memasuki kelas, sudah disuguhkan beberapa pertanyaan dari Erinka.
"Belom."
"Belom gimana maksudnya?" Erinka penasaran.
"Ay harus cari bukti kuat kalo Ay emang gak salah." Ayesha berjalan tidak semangat ke arah bangkunya.
"Kamu tenang aja, kita pasti bakal bantu kamu, Ay." Syifa memberi Ayesha semangat.
"AYESHAA... Gue tau siapa yang pertama kali nyebarin gosip tentang lo." Ayana yang baru saja masuk ke kelas langsung menarik perhatian beberapa anak 11 IPA A.
"Siapa?"
Flashback On
"Gue yakin kali ini gue bisa hancurin nama baik Ayesha."
"Bel, apa ini gak berlebihan? Ayesha itu temen sekelas lo, kalo lo sampe ketauan, gimana jadinya? Anak 11 IPA A kan terkenal kompak banget."
"Gue gak peduli . Vi, hidup Ayesha udah terlalu sempurna. Dia udah kaya, dia bisa gunain duit orangtuanya buat bayar sekolah, tapi kenapa masih serakah pengen beasiswa. Sedangkan gue? Gue cuma ngandelin beasiswa buat sekolah. Tapi dia hampir ambil juga beasiswa gue."
"Gue ngerti banget posisi lo Bel. Tapi gue takut kalo lo sampe ketauan, beasiswa lo bisa beneran di cabut."
"Ya, semoga gue gak ketauan vi."
Flashback Off
Duhh kasihan... Ayesha kena fitnah tuh...
Siapa yaa yang tega fitnah Ayesha?
Jangan lupa vote dan komen-nya yaa..😊
Terimakasih...♥@evafzh_24
KAMU SEDANG MEMBACA
AYESHA By. @evafzh99 HIATUS
Teen Fiction. Tidak ada manusia yang sempurna, kalimat tersebut sepertinya tidak berlaku dalam hidup seorang Ayesha. Cantik, cerdas, memiliki keluarga yang harmonis, dan kompeten dalam segala hal. Namun, akankah kehidupan yang katanya "sempurna" menurut sebagia...